Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Terkerek Pelemahan Euro, Rupiah Kembali Ditutup Melemah

Rupiah ditutup melemah 0,37% atau 50 poin di Rp13.605 per dolar AS. Pagi tadi, rupiah dibuka dengan pelemahan 0,30% atau 40 poin ke level Rp13.595 per dolar AS.
Uang rupiah./Bloomberg-Brent Lewin
Uang rupiah./Bloomberg-Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah kembali ditutup melemah di hari keenam berturut-turut pada perdagangan hari ini, Kamis (8/2/2018).

Rupiah ditutup melemah 0,37% atau 50 poin di Rp13.605 per dolar AS. Pagi tadi, rupiah dibuka dengan pelemahan 0,30% atau 40 poin ke level Rp13.595 per dolar AS.

Adapun pada perdagangan Rabu (7/2/2018), rupiah ditutup terdepresiasi 0,11% atau 15 poin di posisi Rp13.555. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.584 – Rp13.641 per dolar AS.

Adapun indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama hari ini terpantau menguat 0,31% atau 0,283 poin ke level 90,538 pada pukul 16.41 WIB setelah dibuka dengan pelemahan 0,01% di posisi 90,245.

Indeks dolar AS bergerak stabil pada saat volatilitas pada pasar finansial global mereda dengan sebagian investor mulai beralih kembali dari aset safe haven ke saham.

Dilansir dari Reuters, sebagian besar faktor penguatan dolar ditengarai oleh kelemahan euro pascalaporan pemimpin Demokrat Sosial Jerman (SPD) Martin Schulz yang tidak akan mengambil alih posisi sebagai menteri keuangan untuk ekonomi terbesar Eropa itu.

Jatuhnya euro dipercepat setelah pembuat kebijakan European Central Bank (ECB) Ewald Nowotny mengatakan bahwa AS sengaja melemahkan dolar AS.

“Jadi Anda melihat anggota ECB yang sedang membahas manipulasi AS terhadap dolar yang lebih lemah, dan ECB tidak menyetujuinya,” kata Douglas Borthwick, kepala FX di Chapdelaine Foreign Exchange di New York.

Kendati demikian, analis memprediksi bahwa kelemahan euro hanyalah bersifat sementara mengingat investor lebih menyukai euro yang terlihat tumbuh lebih cepat daripada dolar AS.

“Kami mengekspektasikan dolar menguat terhadap beberapa mata uang seperti euro hanya dalam jangka pendek. Kami prediksikan dolar yang lebih lemah ke depan,” lanjut Borthwick.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper