Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dirut BEI Ungkap 3 Tantangan Pasar Modal Indonesia pada 2018

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio memaparkan sejumlah tantangan yang harus dihadapi pelaku pasar modal pada tahun ini. Tantangan itu berasal dari dalam maupun luar negeri.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio memberikan sambutan saat acara Investor Gathering & Corporate Forum 2018 di Jakarta, Senin (22/1)./JIBI-Abdullah Azzam
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio memberikan sambutan saat acara Investor Gathering & Corporate Forum 2018 di Jakarta, Senin (22/1)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio memaparkan sejumlah tantangan yang harus dihadapi pelaku pasar modal pada tahun ini. Tantangan itu berasal dari dalam maupun luar negeri.

Pertama, keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) untuk menaikkan suku bunga acuan. Kebijakan ini diyakini akan berdampak pada perekonomian global, termasuk di Indonesia.

"Tapi saya percaya mereka tidak akan menaikkan suku bunga dua kali," katanya di Jakarta, Senin (22/1/2018).

Kedua, agresivitas negara tetangga, terutama China dan Arab Saudi. Kedua negara tersebut sejauh ini cukup agresif untuk mendatangkan perusahaan berkapitalisasi besar untuk melantai di bursa.

Jika pasar modal Indonesia diam, maka kedua negara itu secara tidak langsung akan mendelusi market cap Indonesia, yang saat ini berada di kisaran Rp7.250 triliun.

Ketiga, porsi investasi yang masuk ke Indonesia, dikaitkan dengan sejumlah agenda yang akan dihelat pada tahun ini. Diantaranya adalah pilkada serentak dan Asian Games.

Tito menjelaskan, secara historical pemilu tidak akan mengganggu stabilitas pasar modal, setidaknya sejak 2009 silam. Namun yang menjadi kekhawatiran adalah adanya kemungkinan penarikan uang secara besar-besaran.

"Pertanyaannya bagaimana jika di saat bersamaan ada penarikan uang yang besar? Bersamaan dengan Lebaran, liburan, pelaksanaan piala dunia, dan Asian Games," ujarnya.

Namun demikian Tito tetap optimistis. Setidaknya dua faktor tidak perlu dikhawatirkan, yakni pelaksanaan pilkada serentak dan Asian games. Menurutnya, negara penyelenggara Asian games justru akan mengalami perbaikan ekonomi.

Apalagi, kata dia, tata kelola manajemen fiskal telah membaik. Perbandingan suku bunga acuan atau BI rate dengan inflasi juga membaik, cadangan devisa bagus, serta seluruh data perekonomian juga positif. "Kalau ekonomi baik, emiten bagus, orang [investor] pasti akan masuk."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper