Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mayoritas Kurs Asia Bertahan Atas Penguatan Dolar, Rupiah Ditutup Terapresiasi

Rupiah ditutup menguat 0,03% atau 4 poin di Rp13.550 per dolar AS, setelah dibuka dengan pelemahan 0,02% atau 3 poin di posisi Rp13.557.
Uang rupiah./Bloomberg-Brent Lewin
Uang rupiah./Bloomberg-Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah ditutup berbalik menguat pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (8/12/2017).

Rupiah ditutup menguat 0,03% atau 4 poin di Rp13.550 per dolar AS, setelah dibuka dengan pelemahan 0,02% atau 3 poin di posisi Rp13.557.

Adapun pada perdagangan Kamis (7/12), rupiah ditutup melemah 0,06% atau 8 poin di posisi Rp13.554 per dolar AS.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah terus berfluktuasi dan bergerak pada kisaran Rp13.546 – Rp13.561 per dolar AS.

Bersama rupiah, mayoritas mata uang Asia menguat dengan peso Filipina memimpin kenaikan sebesar 0,18%, diikuti rupee India yang menguat 0,16% dan won Korea Selatan yang terapresiasi 0,09%.

Sementara itu, yen Jepang memimpin pelemahan kurs di Asia dengan depresiasi 0,34%, disusul baht Thailand yang melemah 0,12%.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau menguat 0,23% atau 0,215 poin ke 94,010 pada pukul 16.33 WIB.

Dolar menuju penguatan mingguannya di tengah optimisme seputar perkembangan rancangan undang-undang perpajakan negara tersebut serta penantian menjelang rilis data tenaga kerja.

Kongres AS pada hari Kamis (7/12) mengeluarkan perundang-undang untuk sementara mendanai pemerintah sampai 22 Desember, melebihi batas tenggat waktu yang ditetapkan pada Jumat malam (8/12) waktu setempat.

Sementara itu, anggota Senat dari Partai Republik pada Rabu (6/12) sepakat untuk berbicara dengan Dewan Perwakilan Rakyat mengenai RUU pajak di tengah tanda-tanda bahwa anggota parlemen mengatasi perbedaan dan menyetujui revisi RUU terakhir menjelang batas waktu pada 22 Desember.

Pasar juga menantikan rilis data pekerjaan hari ini yang diperkirakan akan menunjukkan laju kepegawaian yang tetap kuat di AS.

Adapun menurut data yang dirilis pada Kamis (7/12), jumlah pengajuan tunjangan pengangguran oleh warga Amerika secara tidak terduga turun menjadi 236.000 pekan lalu.

“Aksi pasar pekan ini sebagian besar telah mengambil sentimen dari Washington,” kata Bill Northey, kepala investasi di grup klien swasta US Bank di Helena, seperti dikutip dari Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper