Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Obligasi Selasa (5/12/2017): Investor Direkomendasikan Hold

Minimnya katalis pendorong pasar obligasi membuat Indomitra Sekuritas merekomendasikan investor untuk hold di pasar surat utang pada perdagangan Selasa (5/12/2017).

Bisnis.com, JAKARTA--Minimnya katalis pendorong pasar obligasi membuat Indomitra Sekuritas merekomendasikan investor untuk hold di pasar surat utang pada perdagangan Selasa (5/12/2017).  

Maximilianus Nico Demus, Kepala Divisi Riset Indomitra Sekuritas, mengatakan total transaksi dan frekuensi perdagangan obligasi kemarin meningkat dibandingkan hari sebelumnya di tengah kegalauan harga obligasi.

Total transaksi didominasi oleh obligasi berdurasi kurang dari 1 tahun, diikuti dengan 3 tahun– 5 tahun dan 7 tahun – 10 tahun. Sisanya merata di semua tenor hingga lebih dari 25 tahun.

"Pasar obligasi kemarin ternyata tidak mampu mengalami kenaikan lebih lanjut, meskipun asing masih masuk ke dalam pasar obligasi. Kurang lebih 2 pekan, asing telah masuk sebesar 0,4%. Memang tidak banyak, tetapi cukup mempengaruhi pergerakan pasar obligasi," ungkap Nico dalam riset harian, Selasa (5/12/2017).

Nico mengatakan, bila melihat total transaksi dan frekuensi beberapa hari ini, memang belum cukup ramai karena beberapa pelaku pasar dan investor masih menanti data inflasi yang keluar kemarin, cadangan devisa, dan khususnya kepastian kenaikkan tingkat suku bunga Amerika. Menurutnya, pagi ini pasar obligasi berpotensi melemah.

"Namun, secara teknikal, dapat terlihat bahwa imbal hasil obligasi 10 tahun tidak dapat menembus support 6,48%, obligasi 20 tahun tidak dapat menembus support 7,20%," ungkapnya.

Dalam jangka pendek, lanjut Nico, pasar obligasi masih dalam tren naik. "Kami merekomendasikan hold hingga jual hari ini apabila pergerakan obligasi lebih dari 50 bps," imbuhnya.

Beralih dari sana, pemerintah Indonesia mulai menawarkan obligasi SEC Registered Bond pada 3 tahap, yang bertujuan untuk mendiversifikasi surat utangnya dengan memasukkan investor ritel dari Amerika.

Hal ini merupakan yang pertama kalinya dalam sejarah Indonesia, dan tentu dengan melihat aliran dana asing yang masih masuk kedalam negara negara emerging market, membuat hal ini disambut baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper