Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hingga September, Pendapatan Adaro (ADRO) Tumbuh 37%

Divisi pertambangan dan pertambangan batu bara milik PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) masih menjadi penopang pendapatan perseroan sepanjang periode Januari-September tahun ini.
Logo PT Adaro Energy, Tbk./Reuters-Beawiharta
Logo PT Adaro Energy, Tbk./Reuters-Beawiharta

Bisnis.com, JAKARTA – Divisi pertambangan dan pertambangan batu bara milik PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) masih menjadi penopang pendapatan perseroan sepanjang periode Januari-September tahun ini.

Dalam periode tersebut, perseroan mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 37,08% menjadi US$2,44 miliar sepanjang Januari-September tahun ini dari US$1,78 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Perseroan mengungkapkan peningkatan pendapatan tersebut didukung dengan adanya kenaikan harga jual rata-rata (average selling price/ASP) sebesar 42%.

Adapun, divisi pertambangan dan pertambangan batu bara menyumbang 94% dari total pendapatan usaha perseroan atau sebanyak US$2,28 miliar pada periode sembilan bulan pertama tahun ini. Dalam periode tersebut, perseroan memproduksi batu bara sebanyak 39,36 juta ton dengan penjualan batu bara mencapai 39,44 juta ton.

Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro Energy Garibaldi Thohir mengatakan pencapaian kinerja yang  baik ini mencerminkan fokus Adaro yang berkelanjutan terhadap keunggulan operasional di seluruh bisnisnya serta peningkatan harga batubara seiring semakin baiknya kondisi pasar.

Dia menambahkan bisnis jasa pertambangan dan logistik menghasilkan kinerja yang baik sementara proyek-proyek ketenagalistrikan juga terus menunjukkan kemajuan. Kontribusi Adaro terhadap negara yang diberikan melalui royalti maupun pajak juga meningkat dan perusahaan tetap memegang komitmen untuk mendukung pembangunan negara  melalui  semua  pilar  pertumbuhannya.

“Kami tetap bertahan di posisi yang baik untuk mencapai target tahunan tahun 2017, serta siap menanggapi peluang-peluang dan menghadapi tantangan-tantangan yang berpotensi menghasilkan laba yang cemerlang di jangka pendek maupun panjang,” katanya dalam keterangan resminya, Selasa (31/10/2017) malam.

Adapun, segmen usaha jasa pertambangan perseroan juga mengalami pertumbuhan pendapatan sebesar 40% menjadi US$109 juta pada periode Januari-September 2017 dibandingkan dengan sebesar US$78 juta pada periode yang sama tahun lalu. Hanya saja, laba periode tahun berjalan dari segmen ini turun sebanyak 26% menjadi US$14 juta dari US$19 juta pada periode yang sama 2016.

Sementara itu, beban pokok pendapatan juga mengalami kenaikan 20% secara year-on-year menjadi US$1,58 miliar yang terutama disebabkan kenaikan biaya penambangan akibat kenaikan harga bahan bakar minyak, kenaikan nisbah kupas (rasio pengupasan/stripping ratio), serta kenaikan pembayaran royalti akibat ASP yang lebih tinggi.

Perseroan menjelaskan stripping ratio untuk periode Januari-September berada di level 4,65x atau lebih rendah dari panduan yang ditetapkan sebesar 4,85x pada tahun ini karena tingginya curah hujan di wilayah operasi penambangan yang masih berlanjut hingga kuartal III/2017.

Kendati demikian, perseroan masih bisa membukukan kenaikan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar 78,11% dari US$209,11 juta pada periode Januari-September 2016 menjadi US$372,45 juta pada periode Januari-September 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lukas Hendra TM
Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper