Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasokan Defisit, Harga Nikel Berpeluang ke US$13.000

Harga nikel diperkirakan masih berpeluang mencapai level US$13.000 per ton pada akhir 2017 seiring dengan defisitnya pasokan global.

Bisnis.com, JAKARTA—Harga nikel diperkirakan masih berpeluang mencapai level US$13.000 per ton pada akhir 2017 seiring dengan defisitnya pasokan global.

Pada penutupan perdagangan Senin (21/8/2017) di London Metal Exchange (LME), harga nikel menguat 335 poin atau 3,05% menuju US$11.315 per ton. Sepanjang tahun berjalan harga naik 12,92.

Senior Research and Analyst PT Asia Trade Point Futures (ATPF) Andri Hardianto menyampaikan, proyeksi defisit pasar global diperkirakan dapat menguatkan harga nikel. Namun, pasokan masih bertumbuh seiring dengan bertumbuhnya suplai dari Indonesia.

Mengutip data International Nickel Study Group, produksi Nickel Pig Iron (NPI) Indonesia pada Januari—Mei 2017 mencapai 220.000 ton, naik dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Relaksasi ekspor bijih diperkirakan menambah prospek pasokan dari Negeri Garuda.

Sentimen positif datang dari pengurangan produksi dan meningkatnya impor China. Adapun Filipina juga memberikan katalis positis dari rencana penaikkan pajak pertambangan.

“Hingga akhir 2017, pasar nikel terlihat cukup positif sehingga harga beperluang menembus US$13.000 per ton dan menuju US$13.500 per ton,” tuturnya kepada Bisnis.com, Senin (21/8/2017).

Sumitomo Metal Minning Co., memprediksi defisit logam nikel sampai akhir 2017 mencapai 51.000 ton. Sebelumnya pada Januari—Mei 2017, Biro Statistik Logam (WBM) melaporkan defisit nikel global mencapai 54.300 ton.

Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I) Jonathan Handojo mengungkapkan, sekitar 13 smelter berhenti beroperasi karena rendahnya harga jual nikel di pasar global. Indonesia memiliki 26 smelter, baik yang sudah berproduksi maupun dalam tahap konstruksi.

Menurutnya, harga nikel global setidaknya harus mencapai level US$11.000 per ton agar perusahaan bisa mendapatkan keuntungan.

“Industri smelter masih menunggu harga menanjak ke US$11.000 per ton, karena US$10.000 per ton hanya cukup menutupi biaya produksi,” ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg.

 Tabel Produksi Bulanan Nikel 2017 (ton)

Periode

Global

Indonesia

Januari

137.315

13.794

Februari

126.545

10.070

Maret

138.554

16.482

April

159.348

16.732

Mei

165.790

27.977

Juni

171.755

28.000

Sumber: World Bureau of Metal Statistics.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper