Bisnis.com, JAKARTA - MNC Sekuritas memperkirakan pada perdagangan hari ini, Senin (21/8/2017), harga Surat Utang Negara (SUN) akan bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan didorong kenaikan imbal hasil dari US Treasury dan Gilt.
I Made Adi Saputra, analis obligasi MNC Sekuritas, mengatakan bahwa dari dalam negeri harga SUN pada hari ini diperkirakan akan mengalami penurunan jelang pelaksanaan lelang SUN pada perdagangan hari Selasa (22/8/2017) esok.
Made merekomendasikan sejumlah seri SUN untuk ditransaksikan hari ini, antara lain seri FR0069, FR0053, FR0070, FR0065, FR0068, ORI013, dan FR0072.
Adapun, proyeksi hari ini tidak lepas pula dari catatan pergerakan imbal hasil SUN pekan lalu.
MNC Sekuritas mencatat, berlanjutnya akumulasi pembelian SUN di tengah penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika menjadi katalis positif bagi perdagangan SUN Jumat (18/8/2017) jelang dimulainya Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia.
Pergerakan imbal hasil SUN pada perdagangan di akhir pekan terlihat mengalami penurunan pada keseluruhan tenornya.
Baca Juga
"Penurunan imbal hasil pada perdagangan di akhir pekan ini di dorong oleh penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serta adanya aksi beli oleh pelaku pasar di pasar sekunder jelang dimulainya RDG BI pada hari Selasa, dimana pelaku pasar memperkirakan BI akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level 4,75%," kata Made dalam riset harian, Senin (21/8/2017).
Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 8 bps. Imbal hasil SUN tenor pendek (1-4 tahun) turun berkisar antara 1 - 8 bps dengan kenaikan harga hingga sebesar 7 bps.
Adapun secara teknikal, harga seri-seri SUN dengan tenor pendek terlihat mengalami tren kenaikan, sehingga dalam jangka pendek harga SUN seri-seri tenor pendek diperkirakan masih akan bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan.
Namun, kecenderungan kenaikan akan dibatasi oleh sinyal harga SUN dengan tenor pendek yang sudah memasuki area jenuh beli.
Volume perdagangan SUN pada Jumat pekan lalu mencapai Rp13,82 triliun dari 36 seri, nilai seri acuan sebesar Rp6,45 triliun.
Sementara itu, volume perdagangan obligasi korporasi volumenya senilai Rp2,60 triliun dari 18 seri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
