Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyerapan Lelang Rutin SBSN Menurun

Pemerintah hanya memenangkan penawaran senilai Rp1,66 triliun dari hasil lelang Surat Berharga Syariah Negara pada Selasa (4/7/2017), atau hanya 21,3% dari total penawaran yang masuk senilai Rp7,82 triliun.

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah hanya memenangkan penawaran senilai Rp1,66 triliun dari hasil lelang Surat Berharga Syariah Negara pada Selasa (4/7/2017), atau hanya 21,3% dari total penawaran yang masuk senilai Rp7,82 triliun.

Nilai penyerapan pada lelang kali ini lebih rendah dibandingkan penyerapan pada lelang sebelumnya pada 13 Juni 2017 yang mencapai Rp3,03 triliun. Penawaran yang masuk pun lebih rendah dibandingkan lelang pada periode tersebut yang mencapai Rp8,65 triliun.

Dari lima seri SBSN yang dilelang hari ini, jumlah penawaran terbesar masuk untuk seri Surat Perbendaharaan Negara - Syariah atau SPN-S yakni SPNS05012018 dengan tanggal jatuh tempo 5 Januari 2018 yakni senilai Rp3,54 triliun.

Seri ini merupakan penawaran baru dalam lelang kali ini. Yield tertinggi yang masuk untuk seri ini adalah 6%, sementara yield terendah 5,41%. Dari penawaran tersebut, pemerintah menetapkan yield rata-rata tertimbang sebesar 5,52%, sementara nominal yang dimenangkan untuk seri ini senilai Rp870 triliun.

Empat seri lainnya merupakan lelang reopening untuk seri Project Based Sukuk atau PBS. Penawaran tertinggi di seri ini adalah pada PBS013 senilai Rp2,145 triliun dengan tanggal jatuh tempo pada 15 Mei 2019. Penawaran yield yang masuk berkisar antara 6,78% hingga 7,22%.

Pemerintah memenangkan penawaran senilai Rp260 miliar untuk seri ini dengan yield rata-rata tertimbang 6,86%.

Selanjutnya, untuk seri PBS014, dari total penawaran yang masuk senilai Rp889 miliar dengan yield 7,03%-7,44%, pemerintah hanya memenangkan Rp535 miliar dengan yield 7,1%.

Sementara itu, untuk dua seri lainnya, yakni PBS011 dan PBS012, pemerintah tidak memenangkan penawaran manapun yang masuk. Penawaran yang masuk pada kedua seri tersebut masing-masing Rp328 miliar untuk seri PBS011 dan Rp920 miliar untuk seri PBS012.

I Made Adi Saputra, Analis Obligasi MNC Sekuritas, mengatakan yield yang diminta investor pada kedua seri yang disebut terakhir memang mengalami kenaikan dibandingkan lelang sebelumnya. Untuk seri PBS011, investor meminta yield antara 7,25%--7,44%, sementara untuk seri PBS012 sebesar 7,84%--8,06%.

Padahal, pada lelang sebelumnya pada 13 Juni 2017, permintaan yield untuk seri PBS011 berkisar pada 7,19%--7,37%, sementara untuk seri PBS012 sebesar 7,87%--8,00%. Made memperkirakan pemerintah tidak memenangkan penawaran di kedua seri tersebut karena permintaan yield yang terlalu tinggi.

Made mengatakan, lelang SBSN hari ini berada di bawah estimasi MNC Sekuritas yang semula memperkirakan penawaran yang masuk akan mencapai Rp10 triliun hingga Rp15 triliun. Penyerapan pemerintah pun sangat rendah dibandingkan targetnya Rp5 triliun, bahkan turun dari penyerapan lelang sebelumnya.

“Saya melihat hal tersebut turut dipengaruhi oleh mood investor yang masih liburan serta investor yang masih menantikan beberapa data yang akan dirilis dalam sepekan ke depan,” ungkapnya, Selasa (4/7/2017).

Dirinya mengamati penurunan jumlah penawaran tidak saja terjadi pada lelang SBSN tetapi juga pada lelang Surat Utang Negara (SUN). Tren penurunan ini terjadi sejak peningkatan peringkat investasi Indonesia oleh Standard & Poor’s pertengahan Mei 2017 lalu.

“Kami melihat bahwa kenaikan peringkat telah difaktorkan oleh investor dan kalau dilihat dari yield yang diminta investor pada lelang SBSN hari ini memang terlihat mengalami kenaikan, terutama pada PBS011 dan PBS013,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper