Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Saham Asia Bergerak Mixed, Emiten Teknologi Tertekan

Bursa saham di Asia bergerak mixed pada perdagangan pagi ini, Senin (12/6/2017), menyusul aksi jual pada perusahaan teknologi Amerika Serikat (AS) akhir pekan lalu. Sementara itu, pelemahan pound sterling terkikis di saat para investor mencermati risiko dari pergolakan politik di Inggris.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham di Asia bergerak mixed pada perdagangan pagi ini, Senin (12/6/2017), menyusul aksi jual pada perusahaan teknologi Amerika Serikat (AS) akhir pekan lalu. Sementara itu, pelemahan pound sterling terkikis di saat para investor mencermati risiko dari pergolakan politik di Inggris.

Indeks Topix Jepang naik 0,2% pada pukul 11.45 pagi waktu Tokyo (pukul 09.45 WIB). Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,8% dengan saham Samsung merosot 1,7%.

Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,6% dan indeks Shanghai Composite melandai 0,1%.

Di sisi lain, nilai tukar pound sterling sedikit menguat setelah penurunan terbesar dalam delapan bulan seiring upaya Perdana Menteri Theresa May untuk mempertahankan kekuasaannya. Adapun harga minyak naik setelah Rusia mengatakan pihaknya memprediksi jumlah cadangan global akan mulai seimbang pada kuartal pertama tahun depan.

Perusahaan-perusahaan teknologi dalam indeks MSCI Asia Pacific turun, dengan saham Samsung Electronics Co. yang memimpin penurunan. Pada perdagangan Jumat, bursa AS sedikit turun setelah Nasdaq 100 anjlok 2,4%.

Dilansir Bloomberg, pelemahan pada saham teknologi AS dimulai saat Robert Boroujerdi, kepala investasi global di Goldman Sachs Group Inc., memperingatkan bahwa volatilitas rendah dalam Facebook Inc., Amazon.com Inc., Apple Inc., Microsoft Corp., dan induk Google, Alphabet Inc. mungkin membuat investor tidak mellihat risiko-risiko seperti siklisitas dan regulasi.

Pada perdagangan Jumat, saham Apple anjlok 3,9% percent, sedangkan saham Microsoft, Amazon, Facebook, dan Alphabet masing-masing turun lebih dari 2%.

Para investor juga mencermati pemilihan parlemen di Prancis, di mana putaran pertama menunjukkan keunggulan partai Presiden Emmanuel Macron.

Di saat yang sama, Washington tetap menjadi sorotan. Jaksa Agung Jeff Sessions menawarkan diri untuk berbicara di depan Komite Intelijen Senat untuk menjawab pertanyaan tentang dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden 2016, setelah melepaskan testimoni mantan Direktur FBI James Comey pada hari Kamis.

Fokus para investor juga tertuju pada keputusan bank sentral AS, dengan The Fed diprediksi akan menaikkan suku bunga acuannya pada akhir pertemuan dua hari mereka.

Sejumlah bank sentral lainnya di Jepang dan Inggris juga dijadwalkan akan menyampaikan putusan kebijakannya pekan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper