Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hutama Karya Rilis Obligasi Rp1,97 Triliun, Kupon 8,07%

BUMN kontraktor PT Hutama Karya menerbitkan obligasi Rp1,968 triliun dengan tenor 10 tahun dengan kupon 8,07% per tahun.
Jalan tol akses Tanjung Priok, salah satu proyek yang hendak dikelola PT Hutama Karya/Antara
Jalan tol akses Tanjung Priok, salah satu proyek yang hendak dikelola PT Hutama Karya/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - BUMN kontraktor PT Hutama Karya menerbitkan obligasi Rp1,968 triliun dengan tenor 10 tahun dengan kupon 8,07% per tahun.

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia, masa penawaran obligasi itu berlangsung pada Selasa (30/5/2017) hingga Rabu (31/5/2017). Obligasi itu dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 7 Juni 2017.

Dalam penerbitan obligasi itu, enam perusahaan sekuritas bertindak sebagai pelaksana penjamin emisi yaitu PT Bahana Sekuritas, PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT RHB Sekuritas Indonesia.

Obligasi itu merupakan tahap II dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) obligasi dengan target dana senilai Rp6,5 triliun. Untuk tahap I, Hutama Karya telah menerbitkan obligasi senilai Rp1 triliun pada 2016.

Sebagai kontraktor, Hutama Karya belakangan juga merambah ke bisnis pengelolaan jalan tol. Pada pertengahan bulan ini, Direktur Utama PT Hutama Karya Tbk. I Gusti Ngurah Putra menuturkan pihaknya tengah menunggu ditandatanganinya Peraturan Presiden yang berisi penugasan kepada perseroan untuk mengelola jalan tol akses Tanjung Priok.

"Kami ditugaskan sebagai operator, mengoperasikan tol itu, kami bisa sekuritisasi, mencarikan duit. Saat ini prosesnya sudah di meja Presiden untuk ditandatangani," ujarnya.

Dari pengoperasikan ruas tol Akses Tanjung Priok, Hutama Karya akan memperoleh dana sekitar Rp4 triliun yang dapat digunakan untuk membangun tol Trans-Sumatra sepanjang 40 kilometer.

"Dana itu akan digunakan untuk membangun delapan ruas tol Trans-Sumatra sesuai dengan perpres, yakni ruas tol Pekanbaru-Dumai [Riau]," kata Putra.

Kekurangan pembiayaan pembangunan kedelapan ruas tol Trans-Sumatra diperkirakan sekitar Rp30 triliun dari total biaya yang diperlukan senilai Rp80 triliun.

"Modalnya sendiri butuh Rp50 triliun. Ekuitas saat ini Rp25 triliun. Yang sudah ada sekarang dari PMN [penyertaan modal negara] Rp5,60 triliun, bond Hutama Karya Rp6,50 triliun, dukungan dana tunai infrastruktur atau viability gap fund untuk 130 kilometer sebesar Rp13 triliun," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yodie Hardiyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper