Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NILAI TUKAR 15 MEI: Terkerek Pelemahan Dolar, Rupiah Ditutup Menguat

Nilai tukar rupiah ditutup menguat 27 poin atau 0,20% ke level Rp13.303 per dolar AS setelah diperdagangkan pada kisaran Rp13.298 - Rp13.328 per dolar AS.
Petugas memeriksa uang di cash center'Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (15/5)./Antara-Akbar Nugroho Gumay
Petugas memeriksa uang di cash center'Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (15/5)./Antara-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah berakhir menguat pada perdagangan hari ketiga berturut-turut, Senin (15/5/2017).

Nilai tukar rupiah ditutup menguat 27 poin atau 0,20% ke level Rp13.303 per dolar AS setelah diperdagangkan pada kisaran Rp13.298 - Rp13.328 per dolar AS.

Pagi tadi, rupiah dibuka menguat 10 poin atau 0,08% di Rp13.320 per dolar AS.

Adapun pada perdagangan Jumat (12/5), rupiah ditutup menguat 0,12% atau 16 poin ke posisi 13.330 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama sore ini terpantau turun 0,23% atau 0,227 poin ke 99,025 pada pukul 16.04 WIB.

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, mengatakan rupiah diperkirakan masih menikmati penguatannya seiiring dengan dolar yang masih lemah dan komoditas yang berhenti turun.

Rangga mengatakan setelah sebelumnya konsisten menguat, indeks dolar AS terus terkoreksi merespons turunnya inflasi AS di saat laporan keuangan emiten AS tidak begitu baik.

“Harapan kenaikan FFR target pada FOMC meeting Juni 2017 mendatang yang sempat melonjak, saat ini mulai melunak,” kata Rangga, dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (15/5/2017).

Seperti dilansir Reuters, Dolar melemah setelah indeks harga konsumen inti AS naik 1,9% (y-o-y) pada April atau kenaikan terkecil sejak Oktober 2015. Sementara itu, para ekonom dalam survey Reuters memprediksi angka inflasi akan tetap di posisi 2%.

Tak hanya itu, data penjualan ritel AS dilaporkan naik 0,4% pada bulan lalu. Meski lebih besar dari revisi kenaikan pada Maret yang tercatat 0,1%, angka tersebut lebih kecil dari ekspektasi para ekonom dalam survey Reuters untuk kenaikan sebesar 0,6%.

Prediksi penaikan lanjutan suku bunga acuan The Fed (Fed Funds Rate/FFR) sebanyak dua kali hingga akhir tahun ini pun turun menjadi sekitar 49%, dibandingkan dengan 54% sebelum rilis data penjualan dan indeks harga konsumen.

“The Fed kemungkinan masih akan melakukan dua kali penaikan lanjutan tahun ini, namun urgensi untuk bersikap dan memberi pernyataan hawkish atas langkah mereka menjadi meragukan,” ujar Richard Franulovich, senior currency strategist dari Westpac Banking Corp di New York, seperti dikutip Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper