Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA AS: Rudal Tomahawk Ditembakkan, Dow Jones Tetap Tenang

Bursa Amerika Serikat menunjukkan ketenangan pasar di saat kondisi geopolitik memanas pada penutupan perdagangan Jumat atau Sabtu pagi WIB
Bursa AS tetap tenang./.Reuters-Carlo Allegri
Bursa AS tetap tenang./.Reuters-Carlo Allegri

Bisnis.com, JAKARTA- Bursa Amerika Serikat menunjukkan ketenangan pasar di saat kondisi geopolitik memanas pada penutupan perdagangan Jumat atau Sabtu pagi WIB.

Indeks The S & P 500 Index hanya melemah tipis, yaitu sebesar 1,95 poin atau 0,08% ke 2.355,54.

Indeks Dow Jones Industrial Average menutup perdagangan Jumat (7/4/2017), melemah 6,85 poin atau 0,03% ke 20.656,1.

Pasar nampaknya tetap tenang, di saat rudal AS ditembakkan ke Suriah, yang meningkatkan ketegangan geopolitik.

Di samping itu masih adanya ketidakpastian atas pendekatan pemerintahan Donald Trump untuk regulasi keuangan, tapi pasar tetap mampu meredam volatilitas.

“Investor mungkin akan berjuang untuk menemukan alasan untuk masuk ke pasar, mereka juga menyadari adanya alasan untuk menjual dalam jumlah terbatas,” kata Ahli Strategi Voya Investment Management dalam catatannya seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (8/4/2017).

Emiten energi dan real estate yang mampu membukukan laba, mengimbangi pelemahan di saham keuangan dan konsumen.

Sementara itu, Federal Reserve dalam catatan Maret mengemukakan akan menekan neraca bank sentral AS yag bisa dimulai akhir tahun ini.

Pada saat yang sama, investor terus mengkaji kemungkinan perbaikan regulasi oleh Presiden AS Donald Trump.

RUDAL AS

Seperti diketahui  rudal andalan Amerika Serikat selama 20 tahun terakhir, Tomahawk atau kapak Indian, tiba-tiba menjadi perhatian dunia militer.

Rudal menjadi perhatian setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan militer negaranya untuk menyerang pangkalan udara Suriah yang dianggap negara itu sebagai asal senjata kimia mematikan diluncurkan Selasa (4/4/2017) ke Idlib yang dikuasai pemberontak Suriah.

Serangan mengejutkan AS ke sebuah pangkalan udara Suriah dekat Homs itu dilancarkan Kamis (6/4/2017) pagi waktu setempat. Sebanyak 59 rudal Tomahawk menghujani pangkalan itu setelah dilepaskan dari dua kapal perang destroyer angkatan laut AS di Laut Tengah, yakni USS Ross dan USS Porter.

Rudal berpanjang 6,25 meter dan berbobot 1.590 kg itu diklaim oleh angkatan laut AS sebagai peluru kendali subsonik jarak jauh yang cocok untuk segala cuaca dan bisa diluncurkan baik dari kapal perang maupun kapal selam.

Rudal ini biasanya membawa hulu ledak sampai 454 kg dan dirancang meluncur pada ketinggian rendah yang bisa menembus sasaran di darat dengan pertahanan tangguh sekalipun, dan tingkat akurasi sangat tinggi.

Keunggulan utama senjata ini adalah rudal ini dikendalikan GPS dalam menyasar target sampai sejauh 1.600 km dengan kecepatan subsonik 885 km per jam.

Yang menjadi sasaran rudal ini di Suriah pagi tadi adalah hanggar pesawat tempur, bunker amunisi dan instalasi radar.

Pembuatnya, Raytheon, menyebut Tomahawk senjata "modern, matang, dan ampuh" yang mampu menghajar sasaran dalam tingkat ketepatan sangat tinggi dengan dampak kolateral yang minimal.

Satu unit rudal ini dihargai sekitar 1,5 juta dolar AS.

Peluru kendali canggih ini menjadi bagian sangat penting militer AS dalam Perang Teluk 1991 yang digadang-gadangkan angkatan laut luar biasa sukses.

Tomahawk menjadi bagian instrumental dalam invasi Nato menumbangkan Muammar Gaddafi di Libya pada 2011, selain berjasa besar untuk AS dalam memerangi ISIS di Timur Tengah.

Pada September 2014, Pentagon meluncurkan 47 peluru kendali dari dua kapal perang --satu di Teluk Persia dan satu di Laut Merah-- ketika perang melawan ISIS meluas ke Suriah.

Menurut Washington Post rudal ini terakhir digelarkan Pentagon Oktober tahun silam dari destroyer-destroyer di Laut Merah dengan membidik tiga sasaran radar di Yaman.

Desember tahun lalu Raytheon mendapatkan kontrak senilai 303,7 juta dolar AS untuk memproduksi 214 Tomahawk Block IV yang digunakan untuk angkatan laut AS, demikian laman The Guardian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper