Bisnis.com, JAKARTA - PT Surya Semesta Internusa Tbk. melalui anak usahanya PT Nusa Raya CIpta Tbk. menargetkan kontrak baru dari lini bisnis jalan tol tahun ini dapat mencapai sedikitnya Rp300 miliar. Emiten dengan kode saham SSIA ini tengah menjajaki tender sejumlah ruas tol baru.
Erlin Budiman, Investor Relation Surya Semesta Internusa mengatakan, perseroan melalui anak usahanya PT Nusa Raya Cipta Tbk. (NRCA) tahun ini menargetkan kontrak baru Rp3,3 triliun. Nilai tersebut meningkat sekitar 17,8% dari capaian tahun lalu Rp2,81 triliun.
Sejatinya, target tahun ini tidak berubah dari tahun lalu yang juga ditetapkan senilai Rp3,3 triliun. Namun, kondisi bisnis properti yang melemah tahun lalu menyebabkan perolehan kontrak hanya terealisasi 85,2% dari target.
Untuk itu, perseroan tahun ini menyasar proyek infrastruktur, terutama tol, menimbang kian tingginya aktivitas pembangunan jalan tol saat ini, baik dari pemerintah maupun prakarsa badan usaha.
Menurutnya, perseroan menargetkan kontrak baru dari lini properti high-rise buildings dapat mencapai Rp3 triliun. Selebihnya, yakni Rp300 miliar berasal dari lini infrastruktur jalan tol. Perseroan mengincar dua proyek tol tahun ini.
“Kami targetkan sekitar Rp300 miliar dari dua ruas jalan tol. Ada beberapa tender konstruksi tol yang akan kami ikuti tahun ini, tetapi belum bisa kami sampaikan yang mana saja yang diincar,” katanya pada Bisnis.com, dikutip Kamis (23/3/2017).
Baca Juga
Erlin belum mengungkapkan perolehan kontrak baru dalam tiga bulan pertama tahun ini. Meski begitu, perseroan sudah mengantongi kontrak carry over tahun sebelumnya senilai Rp3,5 triliun. Dengan demikian, kontrak dihadapi perseroan tahun ini akan mencapai Rp6,8 triliun.
NRCA bukanlah pemain baru di jalan tol. Emiten ini masih memiliki saham di tol Cikopo—Palimanan atau Cipali, sekaligus menjadi kontraktor utama tol itu. Perseroan berhasil menyelesaikan konstruksi tol terpanjang di Indonesia tersebut (116 km) hanya dalam kurun waktu 30 bulan.
Sambil mengincar konstruksi tol, perseroan juga tengah melakukan studi kelayakan untuk prakarsa investasi ruas tol baru rute Subang—Patimban sepanjang 38 km. Prakarsa tersebut saat ini masih dalam tahap sangat awal sehingga belum diketahui secara pasti nilai investasi dan kelayakannya.
Yang jelas, tol tersebut diprakarsai untuk mendukung pengembangan kawasan industri baru di Subang yang saat ini tengah dirintis perseroan. Perseroan sudah mengantongi izin kawasan seluas 2.000 hektare di sana. Tahun ini, ditargetkan 1000 hektar sudah dibebaskan.
Tol tersebut akan menghubungkan tol Cipali di KM 88 dengan pelabuhan laut dalam Patimban yang sudah direncanakan serius oleh pemerintah. Tol tersebut akan membelah kawasan industri perseroan di Subang sehingga kendala pembebasan lahan relatif tidak sulit.
Perseroan akan menggandeng BUMN untuk prakarsa tol baru tersebut untuk memperbesar potensi kemenangan, mengingat dalam beberapa kesempatan tender konsesi jalan tol, perseroan selalu kalah bersaing dari BUMN. Contohnya yakni saat pelelangan tol Semarang—Batang.