Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang bergerak negatif pada perdagangan hari ketiga, Kamis (16/3/2017), setelah yen mencatatkan penguatan terbesarnya dalam hampir dua bulan terhadap dolar AS.
Sementara itu, Bank of Japan (BOJ) memutuskan untuk mempertahankan kebijakan moneternya, sehari setelah bank sentral AS Federal Reserve menaikkan suku bunga acuannya serta mengisyaratkan laju kenaikan lebih lanjut secara bertahap.
Indeks Topix hari ini dibuka melemah 0,61% atau 9,66 poin di level 1.561,65 dan turun 0,13% atau 2,10 poin ke 1.569,21 pada pukul 09.30 WIB.
Dari 1.998 saham pada indeks Topix pagi ini, 872 saham di antaranya menguat, 915 saham melemah, dan 211 saham stagnan.
Pada saat yang sama, indeks Nikkei 225 turun 0,13% atau 25,80 poin ke level 19.551,58 setelah dibuka dengan pelemahan 0,61% atau 118,68 poin di level 19.458,70.
Sebanyak 107 saham menguat, 105 saham melemah, dan 13 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei.
Saham Fast Retailing Co. Ltd. yang merosot 1,77% menjadi penekan utama terhadap pergerakan negatif Nikkei pada perdagangan pagi ini, diikuti oleh Trend Micro Inc./Japan yang drop 1,99% dan TDK Corp. yang melorot 1,20%.
Sementara itu, nilai tukar yen pagi ini terpantau berbalik melemah tipis 0,01% atau 0,01 poin ke 113,38 per dolar AS pada pukul 10.31 WIB, setelah sempat melanjutkan penguatannya ke posisi 113,32.
Kemarin, yen ditutup menguat tajam 1,19% atau 1,37 poin ke 113,37 per dolas AS, setelah tak berubahnya prediksi langkah kenaikan suku bunga AS untuk dua tahun ke depan memicu penurunan pada imbal hasil AS dan obligasi pemerintah Jepang.
Gubernur Fed Janet Yellen bertahan dengan proyeksi dua kenaikan lebih lanjut tahun ini dengan menyoroti kondisi perekonomian AS yang berjalan baik.
“Penguatan yen lah yang menghambat kenaikan untuk saham Jepang. The Fed melakukan hal yang bagus dengan mengisyaratkan akan menaikkan suku bunganya tanpa menghancurkan pasar saham global,” ujar Norihiro Fujito, senior investment strategist at Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities Co., seperti dikutip dari Bloomberg.
Di sisi lain, BOJ mempertahankan suku bunga jangka pendek di minus 0,1% serta tidak mengubah target untuk imbal hasil obligasi pemerintah 10-tahun di kisaran 0%. Bank sentral Jepang tersebut menyatakan bahwa ekonomi Jepang terus melanjutkan tren pemulihan yang moderat.