Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korporasi Mulai Rilis Obligasi

Ketidakpastian global yang semakin mereda dan tren penurunan yield surat utang negara menjadi momentum sejumlah emiten untuk menerbitkan obligasi pada awal tahun ini
Ilustrasi./.Bisnis
Ilustrasi./.Bisnis

JAKARTA — Ketidakpastian global yang semakin mereda dan tren penurunan yield surat utang negara menjadi momentum sejumlah emiten untuk menerbitkan obligasi pada awal tahun ini.

Saat ini, tiga korporasi sedang menawarkan surat utang yakni Indonesia Eximbank senilai Rp3 triliun, PT Toyota Astra Financial Services (TAFS) senilai Rp1,5 triliun, dan PT Mayora Indah Tbk. senilai Rp500 miliar.

Sebelumnya, PT Bank Bukopin Tbk. senilai Rp1,6 triliun. Total jenderal, nilai emisi dari keempat korporasi itu mencapai Rp6,6 triliun.

Sumber Bisnis mengungkapkan TAFS menawarkan kupon pada kisaran 7,5%-8% untuk tenor satu tahun dan 8%-8,5% untuk tenor 3 tahun. Sementara itu, Eximbank menawarkan kupon 7,2%-7,7% untuk tenor satu tahun, 7,9%-8,5% untuk tenor tiga tahun, 8,2%-9% untuk tenor lima tahun, 8,35%-9,25% untuk tenor tujuh tahun, dan 8,6%-9,5% untuk tenor 10 tahun.

“TAFS Jumat sudah tutup [masa bookbuilding], sedangkan Eximbank masih dua minggu lagi [30 Januari],” ungkapnya kepada Bisnis, Rabu (18/1).

Baik TAFS maupun Eximbank mengantongi peringkat idAAA masing-masing dari Pefindo dan Fitch Ratings Indonesia. TAFS akan menggunakan dana hasil obligasi untuk modal kerja pembiayaan kendaraan bermotor, sedangkan Eximbank akan menggunakan untuk pembiayaan aset produktif.

Managing Director III Indonesia Eximbank Raharjo Adisusanto mengungkapkan, jumlah penawaran awal Rp3 triliun, akan tetapi bisa terjadi oversubcribe, bisa ditingkatkan menjadi Rp6 triliun.

"Dana ini akan digunakan untuk menopang pembiayaan kami. Tahun ini, kami berencana akan menerbitkan Rp14 triliun dalam empat tahap," ungkapnya, Rabu (18/1).

Dia menuturkan joint underwriter ada tujuh perusahaan. Enam di antaranya adalah Bahana Securities, Danareksa Sekuritas, Mandiri Sekuritas, CIMB Securities, Indo Premier Securities, dan BCA Sekuritas.

Sementara itu, Bisnis belum berhasil mendapat konfirmasi dari manajemen TAFS.

Analis PT BNI Sekuritas Ariawan mengungkapkan sepanjang kuartal I/2017 terdapat Rp17 triliun surat utang yang bakal jatuh tempo. Selain itu, kondisi penerbitan obligasi pada awal tahun sangat tepat karena yield surat utang yang cenderung turun.

"Yield surat utang turun, karena sentimen dari eksternal terkait ekspektasi penaikan suku bunga The Fed semakin mereda," ungkapnya, Rabu (18/1).

Dia menuturkan penerbitan obligasi pada awal tahun dengan tren yield yang turun, akan membuat biaya pencarian dana semakin kecil. Menurutnya, penurunan yield masih terbuka pada semester pertama tahun ini.

Pada awal tahun, jelasnya, likuiditas di pasar juga masih banyak. Dia menilai awal tahun investor tengah menata portofolio investasi. Meskipun pemerintah rutin melakukan lelang surat utang dan menarik likuiditas dari pasar, sambungnya, hal itu tidak perlu dikhawatirkan, sebab likuiditas di pasar masih ada.

MANDAT PEFINDO

Hingga 18 Januari, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengantongi mandat emisi obligasi korporasi senilai Rp14,96 triliun dari 24 perusahaan yang segera diterbitkan pada semester I/2017.

Direktur Utama Pefindo Salyadi Saputra mengatakan emisi obligasi pada kuartal I relatif sepi dibandingkan dengan kuartal II.

"So-so lah. Paling ramai kuartal II biasanya. Emiten menggunakan laporan keuangan audit Desember. Kalau emisi kuartal I, mereka pakai audit September tidak full year," ucapnya.

Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir mengatakan emisi obligasi korporasi pada tahun ini berpotensi melampaui realisasi sepanjang 2016. Pasalnya, jumlah obligasi korporasi yang jatuh tempo pada 2017 lebih besar.

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia, ada 54 obligasi korporasi yang jatuh tempo pada semester I/2017. Nilai obligasi korporasi yang jatuh tempo tersebut mencapai Rp31,37 triliun.

Adapun sepanjang tahun ini, Pefindo mencatat nilai obligasi korporasi yang jatuh tempo mencapai Rp79 triliun atau paling tinggi sejak 2009.

"Tahun ini ada potensi Mandiri Sekuritas involve paling tidak 35 bahkan sampai 40 issuance. Ada yang PUB, ada yang refinancing. Ada juga yang emisi baru," ucapnya.

Pada kesempatan terpisah, Head of Investment Banking PT Indo Premier Securities Rayendra L. Tobing menuturkan cukup banyak emiten yang berminat untuk menerbitkan surat utang pada kuartal pertama tahun ini.

"Ada beberapa emisi bond dalam pipeline, tetapi belum bisa diungkapkan. Jumlahnya mungkin bisa sampai 20 emisi," ucapnya, Rabu (18/1).

Dia menambahkan emisi obligasi korporasi pada tahun ini masih didominasi oleh realisasi rencana PUB obligasi yang izinnya telah dikantongi pada tahun lalu. Namun, ada pula jumlah emiten baru yang mencoba penggalangan dana lewat emisi obligasi di pasar modal.

Pada perkembangan lain, PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) (RNI) akan menerbitkan surat utang jangka menengah alias medium term notes (MTN) sebesar Rp865 miliar. MTN yang rencananya akan diterbitkan pada Semester I 2017 itu diperuntukkan untuk membiayai modal kerja, penambahan kapasitas pabrik farmasi, serta ekspansi di sektor industri alat kesehatan.

Direktur Keuangan RNI Yana Aditya mengatakan, MTN sebesar Rp865 miliar tersebut, akan diterbitkan oleh dua perusahaan, yaitu MTN yang diterbitkan oleh PT RNI sebagai perusahaan induk sebesar Rp665 miliar dan anak perusahaan RNI bidang Farmasi PT Phapros Tbk. sebesar 200 miliar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : Bisnis Indonesia (19/1/2017)

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper