Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Filipina Susut, Harga Nikel Capai Puncak Baru

Harga nikel memperpanjang reli dan menembus level tertinggi dalam 9 bulan terakhir akibat gangguan pasokan di Filipina sebagai produsen terbesar di dunia.
Pertambangan nikel. /Bisnis.com
Pertambangan nikel. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Harga nikel memperpanjang reli dan menembus level tertinggi dalam 9 bulan terakhir akibat gangguan pasokan di Filipina sebagai produsen terbesar di dunia.

Harga nikel LME pada penutupan Senin (18/7/2016) meningkat 2,58% atau 265 poin menuju 10.545 per ton, level tertinggi sejak Agustus 2015. Sepanjang tahun berjalan harga sudah meningkat 19,56%.

Ariyanto Kurniawan, analis Mandiri Sekuritas, dalam publikasi risetnya, menyampaikan nikel mengalami periode bullish akibat berkurangnya pasokan di Filipina, yang merupakan produsen nikel terbesar di dunia.

Namun, belakangan masyarakat setempat memprotes efek negatif penambangan terhadap masalah lingkungan, sehingga membatasi kegiatan produksi. Harga komoditas pun meningkat di atas level psikologis US$10.000 per ton.

"Dalam waktu dekat harga akan terus mengalami kenaikan, tetapi dapat berubah karena melemahnya permintaan. Hal itu tercermin dari konsumsi China sebagai importir terbesar," tulisnya dalam riset yang dikutip Bisnis.com, Selasa (19/7/2016).

Ekspor bijih nikel dari Filipina ke China pada Januari--Mei 2016 sebesar 7,2 juta wet metrik ton (WMT) turun 27% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tingkat ekspor memuncak pada 2014 sebesar 36,4 juta WMT, kemudian merosot 6% ke 34,3 juta WMT pada 2015.

Adapun ekspor nikel olahan pada Januari--Mei 2016 sebesar 193.000 ton melonjak 196% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tingkat ekspor memuncak pada tahun lalu sebesar 125% menuju 293.000 ton dari 2014 sebanyak 130.000 ton.

Berdasarkan data Bank Dunia, pada 2015 Filipina memproduksi nikel sebanyak 317.000 ton dari total output global 1,884 juta ton. Adapun China menjadi produsen nikel olahan sejumlah 575.000 ton dari total output dunia 1,916 juta ton.

Negeri Panda juga menjadi konsumen nikel olahan terbesar, yakni 964.000 ton dari total penyerapan global sejumlah 1,933 juta ton. China membuat nickel pig iron (NPI), yakni feronikel kelas rendah yang digunakan dalam pembuatan stainless steel.

Di sisi lain, sambung Ariyanto, Miners Filipina Nickel Association yang menguasai 60% dari total output domestik, telah bersepakat untuk memangkas produksi bijih nikel sekitar 20% sepanjang 2016. Hal tersebut mengantisipasi rendahnya harga tahun lalu.

Ibrahim, Direktur Utama PT Garuda Berjangka, menuturkan harga nikel menguat ke level tertinggi baru akibat penutupan sementara pabrik-pabrik di Filipina, sebagai negara produsen terbesar di dunia. Masyarakat di sekitar industri mengklaim aktivitas perusahaan mencemari lingkungan.

Namun, pasar masih belum yakin apakah pemerintahan baru Filipina benar-benar akan mengurangi kapasitas produksi. Alasannya, negara yang baru melantik Rodrigo Duterte sebagai presiden di bulan lalu itu masih mengalami berbagai gejolak politik.

Standard Chartered dalam publikasinya memaparkan pemotongan pasokan dan meningkatnya impor China menjadi basis fundamental yang mendorong terjadinya defisit di pasar pada tahun ini. Akan tetapi, surplus persediaan yang cukup besar membatasi kenaikan harga.

Pada kuartal III dan kuartal IV 2016, rerata harga nikel diperkirakan bergerak ke US$10.500 serta US$11.000 per ton. Kenaikan ini membuat rerata harga setahun mencapai US$9.875 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper