Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA AS: Suara Brexit Unggul, S&P 500 Catat Penurunan Mingguan 1,6%

Indeks Standard & Poors 500 membukukan penurunan mingguan hingga 1,6% pekan lalu setelah anjlok 3,6% ke 2.037,30 pada penutupan perdagangan Jumat, terbesar sejak 24 Agustus 2016. Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average melemah 2,2% sepanjang pekan lalu setelah anjlok 611,21 poin atau 3,4% ke 17.399,86 pada penutupan perdagangan Jumat.
Ilustrasi/Bloomberg
Ilustrasi/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat berbalik catatkan penurunan mingguan setelah anjlok paling signifikan dalam 10 bulan terakhir pada Jumat (24/6/2016) lalu menyusul spekulasi bahwa keputusan Inggris meninggalkan Uni Eropa akan menghambat pertumbuhan ekonomi dunia.

Indeks Standard & Poor’s 500 membukukan penurunan mingguan hingga 1,6% pekan lalu setelah anjlok 3,6% ke 2.037,30 pada penutupan perdagangan Jumat, terbesar sejak 24 Agustus 2016. Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average melemah 2,2% sepanjang pekan lalu setelah anjlok 611,21 poin atau 3,4% ke 17.399,86 pada penutupan perdagangan Jumat.

"Pelaku pasar pantas khawatir," kata Dean Maki, kepala ekonom Point72 Asset Management seperti yang dikutip Bloomberg.

Ia melanjutkan, penurunan tingkat pertumbuhan cenderung terlihat akibat dari Brexit. Ekspor cenderung lemah karena eksportir di AS akan berhadapan dengan dolar AS yang menguat.

Kemenangan Brexit pada referendum di Inggris mengejutkan banyak investor yang menempatkan investasi pada aset berisiko selama sepekan terakhir. Padahal, indeks S&P 500 telah menguat 2% minggu lalu sebelum hasil referendum diumumkan. Sementara itu, mata uang poundsterling merosot paling tajam dalam 30 tahun terakhir serta bursa Eropa anjlok karena para investor menimbang implikasi hasil referendum terhadap ekonomi global.

Gejolak pada pekan lalu diikuti oleh jaminan bank sentral Inggris bahwa pembuat kebijakan siap untuk campur tangan. Gubernur Bank of England Mark Carney mengatakan bank sentral dapat menyuntikkan miliaran poundsterling ke dalam sistem keuangan, sementara Bank Sentral Eropa menyatakan akan menggelontorkan dana yang dibutuhkan perbankan untuk melawan gejolak pasar. Adapun Federal menyatakan akan "berhati-hati memantau" pasar keuangan.

"Pada dasarnya, ini mungkin tidak berdampak banyak pada perusahaan AS yang tidak berinvestasi di Inggris, meskipun akan berdampak pada sektor keuangan karena kemungkinan tidak akan ada kenaikan suku bunga the Fed dalam waktu dekat," kata Tim Ghriskey dari Solaris Asset Management kepada Bloomberg.

Saham perbankan pada indeks merosot, dengan Citigroup Inc anjlok hingga 9,4%. JPMorgan Chase & Co dan Goldman Sachs Group Inc kehilangan lebih dari 6,9%.

Sementara itu, saham Caterpillar Inc dan Boeing Co tenggelam lebih dari 5,2%. Saham-saham energi turun 3,5% karena minyak mentah merosot hingga 4,9%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper