Bisnis.com, JAKARTA--Setelah seharian berfluktuasi, Indeks harga saham gabungan (IHSG) akhirnya ditutup naik 0,09% atau 3,31 poin ke level 4.545,38. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak pada level terkuat 4.555,27 dan terlemah 4.534,58. Penguatan IHSG seiring dengan menguatnya mayoritas bursa saham Asia Pasifik.
Indeks dibuka melemah 0,12% atau 5,36 poin ke level 4.535,71 pada Selasa (24/11/2015). Pelemahan ini juga terjadi sejalan dengan pergerakan bursa saham global dan regional. Sebelumnya indeks ditutup melemah 0,44% atau turun 20,26 poin sebesar 0,44% ke level 4.541,07 pada Senin (23/11/2015).
Setelah seharian berfluktuasi, Indeks harga saham gabungan (IHSG) akhirnya ditutup naik 0,09% atau 3,31 poin ke level 4.545,38. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak pada level terkuat 4.555,27 dan terlemah 4.534,58. Penguatan IHSG seiring dengan menguatnya mayoritas bursa saham Asia Pasifik.
Fluktuasi IHSG masih berlanjut di awal sesi II. Indeks kembali ke zona hijau, menguat tipis 0,1% atau 4,36 poin ke level 4.545,43, setelah indeks melemah tipis di akhir sesi I.
IHSG melemah tipis 0,02% atau 0,86 poin ke level 4.540,21 di jeda siang.
Penguatan IHSG semakin menipis yakni 0,01% atau 0,25 poin ke level 4.541,32 setelah berfluktuasi di awal perdagangan.
Tim Riset Sinarmas Sekuritas memprediksi indeks hari ini akan bergerak bervariasi dipengaruhi oleh pergerakan bursa global dan regional serta mengamati sejumlah kebijakan pemerintah di dalam negeri.
Bursa AS dan Eropa terpantau ditutup melemah, begitupun bursa Asia yang bergerak di zona merah pada awal perdagangan.
Sementara iu bursa Jepang dibuka flat pagi ini menunggu akan dirilisnya Nikkei Manufacturing PMI November, diperkirakan berada di level 52.65 dari sebelumnya 52.4.
“Dari dalam negeri, pemerintah menargetkan seluruh regulasi yang menjadi dasar pijakan atas implementasi paket kebijakan ekonomi I-VI akan selesai minggu ini. Saat ini, pembahasan sekitar 70% aturan dari keseluruhan paket yang dikeluarkan telah selesai,” paparnya dalam riset yang dikutip Bisnis.
Sementara itu, OJK tengah mendorong perusahaan BUMN serta anak perusahaan untuk go public, dimana dari 50 perusahaan BUMN yang bisa go public, baru 20 yang telah melaksanakan IPO.
IHSG berbalik menguat setelah dibuka di zona merah, naik 0,18% atau 8,11 poin ke level 4.549,18 pada pukul 09.11 WIB
IHSG belum bisa lepas dari tekanan, dibuka melemah 0,12% atau 5,36 poin ke level 4.535,71. Pelemahan ini juga terjadi sejalan dengan pergerakan bursa saham global dan regional.
Anjloknya harga sejumlah komoditas menekan pergerakan saham-saham berbasis sumber daya alam dan berdampak pada pelemahan bursa saham.
Bursa Asia pagi ini melemah dengan indeks MSCI Asia Pacific turun 0,1% ke level 134,16 pada perdagangan Selasa (24/11/2015).
Indeks Australia S&P/ASX 200 turun 0,4%, indeks Jepang Topix turun 0,2%, indeks Selandia Baru S&P/NZX 50 naik 0,3%, indeks Korea Selatan Kospi sedikit berubah.
Bursa AS juga melemah dengan Indeks S&P 500 turun 0,1% ke level 2.086,59 setelah mencetak reli mingguan terbaiknya sebesar 3,3%.
Adapun Dow Jones Industrial Average turun 31,13 poin atau 0,2% ke level 17.792,68 dan Nasdaq Composite Index turun 0,1%.
Indeks Stoxx Europe 600 turun 0,4% tertekan pelemahan saham-saham pertambangan.
Harga tembaga turun di bawah US$4.500/metrik ton untuk pertama kalinya dalam 6 tahun dan nikel menyentuh level terendah lebih dari satu dekade. Harga minyak mentah di AS kembali naik di atas US$42 per barel setelah Arab Saudi berjanji untuk membantu menstabilkan pasar.
“Pergerakan harga minyak yang liar dan pelemahan lanjutan di harga tembaga bisa menambah tekanan lanjutan kepada saham-saham berbasis sumber daya alam,” ujar Michael McCarthy, Chief Markets Strategist CMC Markets, seperti dikutip Bloomberg.