Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Yield SUN Bisa Sentuh 10%, Pasar Obligasi Butuh Intervensi Pemerintah

Imbal hasil surat utang negara tenor 10 tahun diprediksi bisa menyentuh hingga 10% dalam waktu dekat.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Imbal hasil surat utang negara tenor 10 tahun diprediksi bisa menyentuh hingga 10% dalam waktu dekat.

Data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) menunjukkan imbal hasil (yield) surat utang negara (SUN) 10 tahun sudah menembus 9,75% naik dari perdagangan hari sebelumnya yang 9,68%.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menilai, hal ini menunjukkan pasar obligasi saat juga sangat tertekan. Bila pasar obligasi tertekan, itu lebih mengkhawatirkan dibandingkan dengan tertekannya pasar saham.

Hal ini lantaran ketika pasar saham tertekan, ada kemungkinan asing lari ke pasar obligasi. Namun, bila pasar obligasi tertekan, sangat mengkhawatirkan asing keluar dari Indonesia.

Dia memprediksi yield SUN bisa menyentuh hingga 10% dalam waktu dekat. Adapun, tertekannya pasar SUN disebabkan oleh masih terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan juga ketidakpastian kenaikan suku bunga bank sentral AS.

Kurs rupiah pada penutupan perdagangan kemarin ditutup di level Rp14.653/US$.

“Pelaku asing khawatir akan mengalami kerugian kurs yang lebih besar lagi. Kemudian, cadangan devisa yang diumumkan BI juga membuat pasar obligasi tertekan, ada kabar cadangan devisa ada kemungkinan turun lagi, itu yang membuat khawatir,” jelasnya, Rabu (30/9/2015).

Analis Senior PT Millenium Capital Management Desmon Silitonga menilai pemerintah juga perlu mencermati pergerakan imbal hasil SUN yang sudah mencapai level 9,75%. Seharusnya pemerintah dapat melakukan intervensi agar imbal hasil tidak bergerak ke posisi yang lebih tinggi.

"Untuk yield SUN, yang perlu diperhatikan adalah pergerakan kurs dan tingkat inflasi. Posisi saat ini sudah terlalu tinggi. Pemerintah perlu melakukan mitigasi untuk menjaga peluang pelemahan yield," tuturnya.

Jika inflasi bisa dijaga pada level 7% dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bisa di bawah Rp14.500, seharusnya imbal hasil berpotensi menguat hingga 8,5%-9,0%.

"Kalau yield SUN naik, akan berpengaruh juga pada obligasi korporasi. Kupon pasti juga lebih tinggi. Selain itu risiko usaha dari emiten juga mengalami peningkatan. Saat mengalami perlambatan pertumbuhan, tentu kinerja emiten turut terpengaruh," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper