Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Konstruksi & Pracetak Siap Melesat pada Paruh Kedua 2015

Kinerja emiten konstruksi dan beton pracetak pada paruh pertama tahun ini melorot 17,4% year-on-year dengan koreksi pendapatan bersih sebesar 8,07% dari tahun lalu.
Proyek properti/Ilustrasi
Proyek properti/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA--Kinerja emiten konstruksi dan beton pracetak pada paruh pertama tahun ini melorot 17,4% year-on-year dengan koreksi pendapatan bersih sebesar 8,07% dari tahun lalu.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis.com, laba bersih delapan emiten konstruksi dan precast pada paruh pertama tahun ini hanya mencapai Rp621,91 miliar, turun 17,4% dari tahun sebelumnya Rp752,88 miliar.

Padahal, setahun lalu, perolehan laba bersih delapan emiten ini masih tumbuh 4,39% (y-o-y) dari Rp721,22 miliar pada 2013. Penurunan laba bersih terbesar terjadi pada PT Acset Indonusa Tbk. (ACST) hingga 89,77%, dengan lonjakan tertinggi diraih oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) sebesar 181,74%.

Penurunan raihan laba bersih emiten konstruksi dan precast ini seiring dengan terkoreksinya total pendapatan masing-masing perusahaan. Delapan emiten itu hanya mampu mengantongi pendapatan Rp15,38 triliun pada semester I/2015.

Pendapatan yang dikantongi itu melorot 8,07% (y-o-y) dari tahun sebelumnya Rp16,73 triliun. Padahal, pada periode 2014, pendapatan kedelapan emiten itu berhasil tumbuh 8,68% (y-o-y) dari Rp15,39 triliun.

Suradi, Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., mengatakan pencapaian kinerja perseroan pada paruh pertama tahun ini tertekan akibat perlambatan perekonomian nasional.

"Juga akibat faktor lain seperti kendala pembebasan lahan serta adanya perubahan nomenklatur organisasi kementerian yang berpengaruh pada pencairan pembayaran pekerjaan," ungkapnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.com, Senin (3/8/2015).

Secara terpisah, analis PT Mandiri Sekuritas Aditya Sastrawinata dalam risetnya mengatakan, laba inti WIKA pada semester I/2015 dibukukan Rp184 miliar atau melorot 36% (y-o-y) . Perolehan itu berporsi 25%-27% dari prediksi Mandiri Sekuritas dan konsensus.

Kendati demikian, Mandiri Sekuritas menilai realisasi kinerja itu di bawah ekspektasi dibandingkan dengan realisasi semester I perusahaan di masa lalu sebesar 44%.

Menurutnya, penjualan dan margin perusahaan naik secara kuartalan, tetapi tidak secara tahunan. Rasio utang bersih (net gearing) WIKA juga naik menjadi 42% dari 7% masing-masing pada 6 bulan pertama 2015 dan 2014.

"Meskipun kami meyakini semester II/2015 akan lebih baik untuk perusahaan konstruksi, kami menilai WIKA masih terlalu jauh dari targetnya. Kami akan memangkas prediksi laba tahun ini untuk memasukkan faktor kondisi saat ini," paparnya.

Chong Tjen San, analis PT DBS Vickers Indonesia, mengatakan kinerja emiten konstruksi bakal terpengaruh oleh pelemahan nilai tukar rupiah pada semester II/2015.

"Jika depresiasi rupiah menyentuh Rp14.000 per dolar AS, terdapat risiko kemungkinan beberapa proyek akan tertunda atau dibatalkan," tuturnya dalam riset terpisah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper