Bisnis.com, JAKARTA—Harga tembaga turun ke level terendah dalam dua pekan setelah Goldman Sachs Group Inc. memangkas prediksinya dan menyatakan permintaan China akan tumbuh pada level terendah dalam kurun hampir dua dekade.
Goldman Sachs menurunkan prediksi harga tembaga hingga 44% hingga 2018 setelah tingkat konsumsi di China menurun dan stok meningkat tajam melebihi perkiraan. Prediksi yang lesu itu muncul di tengah membanjirnya komoditas itu di pasar pada saat harga logam termasuk emas dan biji besi anjlok.
“Kondisi pasar lesu dan terus melesu sampai kami melihat perubahan kami tidak akan melihat harga komoditas menggeliat naik,” ujar David Lennox, Resources Analyst Fat Prophets sebagaimana dikutip Bloomberg, Kamis (23/7/2015).
Harga tembaga turun hingga 0,9% ke posisi US$5.311 per metrik ton atau yang terendah sejak 8 Juli dan diperdagangkan pada US$5.364 pukul 10:17 pagi waktu Hong Kong. Sedangkan di Shanghai harga tembaga naik 0,2%.