Bisnis.com, JAKARTA—Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini, Rabu (8/7/2015), berakhir di level 4.871,57, melemah 0,70% dari penutupan sehari sebelumnya.
Pada jeda siang IHSG sempat melemah 0,33% ke level 4.889,97.
Padahal, saat pembukaan perdagangan hari ini, IHSG menguat 0,13% ke 4.912,64.
IHSG hari ini berakhir di level 4.871,57, melemah 0,70% dari level penutupan kemarin.
Bursa Korea kembali tertekan pada Rabu (8/7/2015) di tengah spekulasi perlambatan ekonomi dan gejolak pasar global.
Indeks KOSPI hari ini melemah 1,18% ke level 2.016,21 setelah dibuka naik 0,27% ke level 2.045,88. KOSPI bergerak pada kisaran 2.010,83–2.046,33.
Kecemasan atas perlambatan pertumbuhan ekonomi dan gejolak pasar membuat won jatuh ke level terendah dalam 2 tahun, merosot 0,58% ke 1.136,72 per dolar AS.
Bank of Korea besok akan menerbitkan review proyeksi pertumbuhan ekonomi Korsel. BoK diperkirakan akan kembali merevisi negatif target pertumbuhan yang ditetapkan 3,1% pada April.
IHSG makin merosot di awal perdagangan sesi II, melemah 0,38% ke level 4.887,43.
Sementara itu Asing net buy Rp100,8 miliar sepanjang sesi I.
"[IHSG melemah] efek rilis data cadangan devisa yang sedikit menurun, tapi sifatnya terbatas untuk tekanan,” papar Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya saat dihubungi hari ini, Rabu (8/7/2015).
IHSG melemah 0,33% ke level 4.889,97 pada jeda siang
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan masih adanya sentimen negatif , membuat laju IHSG cenderung masih akan dalam zona merahnya.
IHSG telah melemah 0,33% ke level 4.889,97 pada jeda siang
IHSG melemah 0,34% ke 4.889,31
“(Pasar) fokus Yunani. (Untuk rapat FOMC Kamis dini hari), tidak terlalu pengaruh banyak,” kata Analis Riset Panin Sekuritas Purwoko Sartono saat dihubungi hari ini, Rabu (8/7/2015).
IHSG melemah 0,33% ke 4.889,73
“(Investor) masih khawatirkan Yunani. Proposal baru diajukan paling lambat Kamis. Dibahas Senin. Selama jeda waktu itu mungkin ada ketidakpastian.(Sementara itu) tidak ada katalis positif. Cadangan devisa (yang dirilis juga) kurang bagus,” kata Analis Riset Panin Sekuritas Purwoko Sartono saat dihubungi hari ini, Rabu (8/7/2015).
Indeks Bisnis27 melemah 0,56% ke level 411,84 pada awal perdagangan, saham bank BUMN memimpin pelemahan.
Jakarta Islamic Index pagi ini juga bergerak di zona merah, turun 0,43% ke level 654,92.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan hari ini, Rabu (8/7/2015) menguat 0,13% ke 4.912,64.
“Pada perdagangan Selasa (7/7/2015) IHSG turun 11 poin (-0,22%) ke level 4.906,05 dengan nilai transaksi di pasar reguler sebesar Rp3,5 triliun terkena sentimen penurunan harga minyak yang membawa sektor mining turun terdalam (kemarin). Saham-saham yang menjadi pemberat bursa a.l. BBCA, SMGR, TLKM, ASII, dan ICBP dimana asing tercatat melakukan net sell sebesar Rp142 miliar dengan saham-saham yang banyak dijual asing a.l. ASII, TLKM, BBCA, SUGI, dan BBRI,” kata Analis Teknikal Bahana Securities Muhammad Wafi dalam risetnya.
Bursa Eropa terus melemah hingga hari keempat setelah Indeks Stoxx Europe mencatat penurunan 1,57% atau bergerak ke posisi 372,74 pada penutupan kemarin waktu London pada saat Yunani berjuang untuk tetap berada di zona euro.
Bursa Amerika Serikat pada penutupan Selasa waktu setempat tercatat menguat menyusul sentimen pasar bahwa krisis Yunani akan bisa diatasi.
Indeks Standard & Poor’s 500 Index naik 0,61% ke level 2.081,34 pada penutupan perdagangan Selasa waktu New York (7/7/2015) atau rabu pagi WIB, sekaligus pulih setelah sebelumnya sempat anjlok lebih dari 1%.
Dow Jones Industrial Average menguat 0,53% ke 17.776,91
HD Capital memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Rabu (8/7/2015) bergerak di kisaran support 4.885—4.790, dan resisten 4.985—5.014—5.100.
“IHSG sideways menunggu breakout,” Periset Senior HD Capital Yuganur Wijanarko dalam risetnya.
“Masih adanya ketidakpastian di Yunani pasca selesainya referendum membuat pelaku pasar cenderung menjauhi pasar. Akibatnya laju IHSG pun cenderung masih tertekan. Pelemahan cenderung terbatas. Dengan menguatnya rupiah membuat pergerakannya tidak terlalu melemah dalam. Bahkan mampu mengimbangi masih berlanjutnya aksi jual asing,” kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada dalam risetnya.