Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi tekanan kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Selasa (7/7/2015) berkurang.
“Tekanan berpeluang mereda hari ini, walaupun penguatan rupiah diperkirakan masih akan terbatas,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Selasa (7/7/2015).
Tekanan tersebut berkurang, ujarnya, sejalan dengan pernyataan Bank Indonesia yang mengatakan siap melakukan intervensi jika ada pelemahan berlebih pada rupiah.
Rupiah tertekan hingga kemarin sore bersama mata uang lain di Asia, yang juga dibareng oleh aksi jual di pasar saham.
Akan tetapi tekanan jual dinilai secara relatif tidak terlalu buruk, sehingga sesuai dengan dugaan bahwa krisis Yunani hanya berdampak temporer terhadap Indonesia.
Rangga mengatakan seiring dengan masih tingginya harapan Yunani yang tidak akan menyepakati proposal apapun dari pemberi kredit, yield obligasi Yunani 10 tahun masih terus naik hingga 18,2% dari yang sebelumnya hanya 14%.
Di sisi lain, tambahnya, aset safe haven masih terus diburu. Terlihat dari penguatan tajam indeks dolar serta US Treasury. Data sektor jasa AS yang baik, juga mendukung penguatan dolar.
Sementara itu Yunani dan pemberi kredit masih bertukar komentar tanpa memulai negosiasi, sehingga meningkatkan ketidakpastian di pasar global.
“Neraca perdagangan AS ditunggu malam nanti,” kata Rangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel