Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA KARET Berpotensi Jatuh, Permintaan Melambat Hingga 2016

Permintaan karet dunia diperkirakan terus melambat sampai 2016. Alasannya, pertumbuhan konsumsi karet dari China, konsumen karet terbesar dunia masih melambat. Perlambatan permintaan membuat harga karet berpotensi jatuh dalam jangka panjang.
Karet/Bisnis
Karet/Bisnis

Bisnis.com, BANGKOK – Permintaan karet dunia diperkirakan terus melambat sampai 2016. Alasannya, pertumbuhan konsumsi karet dari China, konsumen karet terbesar dunia masih melambat. Perlambatan permintaan membuat harga karet berpotensi jatuh dalam jangka panjang.

Hidde Smit, Mantan Sekretaris Jenderal  International Rubber Study Group, mengatakan pada 2016 ekspansi industri karet akan bergerak moderat menjadi 3,5% dibandingkan dengan tahun ini sebesar 3,9% dan 4,1% pada 2014.

Sementara itu, permintaan karet China pada 2016 akan tumbuh 4,8% atau melambat bila dibandingkan dengan tahun ini sebesar 6% dan 7,1% pada tahun lalu.

“Saya memperkirakan harga akan terus jatuh dalam jangka panjang seiring penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi China. Apalagi tanaman karet yang ditanam pada periode 2005 sampai 2011 berpotensi membuat banjir pasokan,” ujarnya seperti dilansir Bloomberg pada Senin (23/3/2015).

Untuk mengurangi tekanan terhadap harga karet, Indonesia, Malaysia, dan Thailand melakukan kebijakan pembatasan ekspor. Harapannya pembatasan ekspor dapat menekan laju pertumbuhan pasokan karet global.

Selain itu, ketiga negara penghasil karet terbesar dunia itu juga membeli komoditas pertanian dari petani itu dengan harga di atas standar. Hal itu bertujuan untuk mengerek harga domestik dan mendorong petani agar menebang pohon-pohon karet yang tidak produktif atau sudah tua.

Pada perdagangan hari ini sampai pukul 11:04 WIB, harga karet berjangka di Tokyo Commodity Exchange (TOCOM) naik 1,76% menjadi US$2,14 per kg. []

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Surya Rianto
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper