bisnis.com, JAKARTA – Harga emas berpotensi menguat terbatas setelah pasar pesimis dengan hasil data perumahan Amerika Serikat yang rilis dini hari ini.
Rekhmen Abadi, analis PT Valbury Asia Futures, mengatakan pasar yang pesimis terhadap data perumahan Amerika Serikat (AS) menjadi momentum emas untuk menguat. Meskipun, penguatan masih dalam lingkup terbatas.
“Sampai akhir tahun ini emas masih sulit untuk kembali menembus level US$1.200, kemungkinan besar harga emas akan tutup tahun di level US$1.190-an,” jelasnya dalam riset pada Senin (22/12).
Pada penutupan kemarin, emas Gold Spot menguat 0,04% menjadi US$1.196 per troy ounce atau Rp478.207 per gram. Sedangkan, emas Antam kembali melemah 2.000 poin menjadi Rp525.000 per gram.
Sebelumnya, pasca pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pekan lalu emas sempat menguat. Tapi, selanjutnya emas malah tertekan karena investor mulai beralih dari emas kembali ke pasar saham dan dolar AS.
Investor kembali ke pasar saham dan dolar AS karena Federal Reserve (The Fed) sedikit memberi kepastian terkait kenaikan suku bunga pada April 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel