Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Front Loading SUN Prioritaskan Valas

Penerapan kebijakan front loading atas penerbitan surat utang pada semester I/2015 akan diprioritaskan untuk penerbitan obligasi valuta asing. Artinya, di awal tahun depan akan banyak instrumen valuta asing yang bertebaran di pasar.
Memantau layar surat utang negara/Bisnis
Memantau layar surat utang negara/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA- Penerapan kebijakan front loading atas penerbitan surat utang pada semester I/2015 akan diprioritaskan untuk penerbitan obligasi valuta asing. Artinya, di awal tahun depan akan banyak instrumen valuta asing yang bertebaran di pasar.

Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan Loto Srinaita Ginting mengatakan sama halnya dengan tahun ini, penerbitan obligasi valuta asing (valas) tahun depan akan sekitar 20% dari penerbitan surat berharga negara (SBN) gross dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2015 sebesar Rp431 triliun.

Artinya, total penerbitan surat utang negara (SUN) global tersebut mencapai Rp86,2 triliun. Sedangkan 80% akan diisi oleh penerbitan SBN domestik. Menurut Loto, front loading yang akan dilakukan pemerintah tahun depan akan lebih memprioritaskan penerbitan obligasi valas.

Jadi porsi penerbitan valas di semester I/2015 porsinya akan lebih banyak dibandingkan dengan semester II/2015. Sedangkan untuk penerbitan valas domestik, tahun depan sepertinya tidak akan ada,” kata Loto saat ditemui di Jakarta, Rabu (26/11/2014).

Adapun SUN valas itu terdiri dari global bond, sukuk global, euro bond dan samurai bond. Dia menilai, front loading untuk valas dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat. Selain itu, juga untuk mengantisipasi keketatan likuiditas akibat dampak kenaikan suku bunga The Fed tersebut.

Menurutnya, penerbitkan obligasi yang berdenominasi rupiah belum dibutuhkan pada semester I/2015 lantaran spending terbanyak berada pada semester II.

Kami mengeluarkan valas dahulu. Kalau kami mengutamakan penerbitan yang berdenominasi rupiah di semester I, sementara spending terbesar ada di semester II, takutnya akan memperketat likuiditas,” jelasnya.

Sayangnya, Loto tidak bisa membocorkan berapa besar porsi obligasi valas yang akan dikeluarkan pada awal tahun depan itu. “Ya pokoknya banyak, sedangkan di semester II kecil. Kalau tahun ini kan hampir sama ya porsinya.”

Secara keseluruhan, dia memperkirakan kisaran front loading pada semster I/2015 penerbitan surat utang negara secara keseluruhan sekitar 55%-57%, dari total Rp431 triliun.

Ekonom PT Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih mengatakan langkah yang diambil pemerintah dengan memprioritaskan penerbitan obligasi valas di awal tahun depan cukup tepat. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan suku bungan Bank Sentral Amerika Serikat.

Memang sebaiknya di awal semester, kalau bisa bahkan kuartal I. Ini untuk mengantisipasi kemungkinan gangguan likuiditas global akibat kenaikan suku bunga The Fed. Kalau di awal tahun likuiditas masih banyak,” kata Lana saat dihubungi Bisnis, Rabu (26/11).

Dia menilai, ini merupakan langkah antisipasi yang bagus. Pasalnya, kapan The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya belum bisa diperkirakan. “Apakah Mei, Juli atau Oktober. Antisipasi sangat perlu, karena secara teori, dana akan kembali ke AS ketika The Fed melakukan penaikan suku bunga.”

Adapun, rencana penerbitan global bond pada semester I tahun depan dinilai masih akan menarik minat investor. “Asal pemerintah berani bayar mahal.”

Senada dengan Lana, analis PT BCA Securities Herdi Ranu Wibowo mengatakan langkah antisipasi yang dilakukan pemerintah dengan memperbanyak penerbitan obligasi valas pada awal tahun depan sudah tepat.

Ya mumpung masih awal, ini antisipasi untuk dapat dana berdenominasi dolar AS dengan cost of fund yang lebih murah,” kata Herdi kepada Bisnis, Rabu (26/11/2014).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper