Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

3 Emiten BUMN Konstruksi Bidik Kontrak Baru Rp80,57 Triliun

Menghadapi 2015, tiga dari empat emiten konstruksi pelat merah optimistis dengan membidik target perolehan kontrak baru dengan total Rp80,57 triliun, meningkat 21,1% dari target tahun ini senilai Rp66,53 triliun.
Proyek-proyek pemerintah harus bergeser tahun depan. /Bisnis.com
Proyek-proyek pemerintah harus bergeser tahun depan. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA--Menghadapi 2015, tiga dari empat emiten konstruksi pelat merah optimistis dengan membidik target perolehan kontrak baru dengan total Rp80,57 triliun, meningkat 21,1% dari target tahun ini senilai Rp66,53 triliun.

Dari ketiga emiten badan usaha milik negara (BUMN) tersebut, target pertumbuhan kontrak baru tertinggi dimiliki oleh PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. masing-masing 25%.

Antonius Yulianto Nugroho, Sekretaris Perusahaan Waskita Karya, mengatakan target kontrak baru perseroan meningkat 20%-25% atau mencapai Rp23,37 triliun dari realisasi tahun ini yang ditargetkan mencapai Rp18,7 triliun.

Tahun depan, manajemen Waskita Karya akan berkonsentrasi pada proyek-proyek jalan tol, proyek kemaritiman seperti pelabuhan, perhubungan, dan pembangunan bandar udara.

"Proyek pemerintah dan BUMN mencapai 50%-60%, sisanya swasta," ungkapnya kepada Bisnis.com, Senin (17/11/2014).

Hingga 30 September 2014, emiten berkode saham WSKT itu telah meraih kontrak baru Rp13,04 triliun atau 69,73% dari total target tahun ini.

Secara terpisah, Sekretaris Perusahaan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. Taufik Hidayat mengklaim tahun depan akan banyak memeroleh kontrak baru seiring dengan program pemerintah yang menggenjot infrastruktur kemaritiman.

Dia mengklaim, emiten berkode saham PTPP tersebut memiliki keahlian dalam bidang konstruksi pelabuhan. Sehingga, dia optimistis tahun depan proyek-proyek pelabuhan, bandara, dan proyek pemerintah bakal meningkat.

Manajemen PTPP membidik perolehan kontrak baru dapat meningkat 25% menjadi Rp27,5 triliun dari target tahun ini sebesar Rp22 triliun. Diperkirakan kontrak baru PTPP masih didominasi proyek pemerintah dan BUMN sebesar 60%-70%.

Hingga akhir Oktober 2014, PTPP meraih order book sebesar Rp36 triliun yang terdiri dari kontrak baru Rp14,19 triliun dan carry over sebesar Rp21,93 triliun.

Sepanjang tahun ini, PTPP membidik target perolehan kontrak baru sebesar Rp22 triliun, dikoreksi dari sebelumnya Rp24 triliun. "Pada tahun depan, perseroan memperkirakan pertumbuhan perolehan proyek baru sekitar 25%, pertumbuhan revenue dan laba bersih sekitar 35%," paparnya.

Suradi, Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. memproyeksikan perolehan kontrak baru dapat tumbuh 15% pada 2015 dari total target tahun ini. "Proyeksi kami akan tumbuh kisaran 15%," katanya.

Dia menuturkan hingga September 2014, perseroan telah meraih kontrak baru sebesar Rp11,6 triliun. Perolehan tersebut mencapai 44,9% dari target awal tahun sebesar Rp25,83 triliun.

Emiten konstruksi yang belum mengumumkan target kontrak baru tahun depan adalah PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Meski belum memiliki target kontrak baru, Ki Syahgolang Permata, Sekretaris Perusahaan Adhi Karya mengaku optimistis memandang tahun depan.

Emiten berkode saham ADHI tersebut memang tercatat sebagai peraih pertumbuhan paling buruk dengan anjloknya perolehan laba bersih sebesar 43,32% menjadi Rp101,89 miliar pada kuartal III/2014 dari sebelumnya Rp179,76 miliar.

Padahal, pada tahun lalu, ADHI mampu tumbuh 103,79% dari laba 2012 sebesar Rp88,21 miliar. Begitu pula dengan pendapatan ADHI yang merosot 8,24% dari Rp5,65 triliun menjadi Rp5,19 triliun.

"Tunggu pemerintahan baru berjalan, kami optimistis melihat perkembangan infrastruktur ke depan karena dari awal pemerintah baru juga komitmen terhadap pertumbuhan infrastruktur," paparnya.

ADHI juga menjadi emiten peraih perolehan kontrak baru paling rendah selama 10 bulan tahun ini. ADHI tercatat hanya meraup kontrak baru 34,87% sebesar Rp5,3 triliun dari total target tahun ini Rp15,2 triliun.

Padahal, manajemen Adhi Karya telah menurunkan target perolehan kontrak baru tahun ini akibat kondisi ekonomi dan Pemilu yang membuat proyek-proyek pemerintah harus bergeser tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper