Bisnis.com, JAKARTA—PT Kalbe Farma Tbk. menyiapkan modal kerja dalam denominasi dolar Amerika Serikat sebesar US$40-US$50 juta untuk mengantisipasi fluktuasi rupiah.
Direktur Keuangan dan Sekertaris Perusahaan Kalbe Farma Tbk. Vidjongtius mengatakan dana tersebut akan digunakan perseroan sebagai modal kerja untuk impor bahan baku sekaligus berfungsi sebagai natural hedging terhadap fluktuasi rupiah.
Menurut riset internal, setiap kali mata uang rupiah melemah 10%, ongkos produksi akan naik 3,5%. Untuk menanggulangi hal tersebut, emiten berkode KLBF ini akan menyiapkan modal kerja perseroan dalam bentuk dolar AS.
“Kami tidak ada kontrak hedging dengan bank karena kita pakai USD cash on hand,” katanya melalui pesan singkat kepada Bisnis.com, Rabu (12/11/2014).
Perseroan juga menerapkan strategi inventory management untuk mengantisipasi depresiasi rupiah. Ini dilakukan dengan mempercepat perputaran barang menjadi 120 hari atau 3 kali dalam setahun. Hal tersebut dinilai akan meminimalisir ongkos produksi.
Tahun depan, perseroan akan melanjutkan ekspansi. Salah satunya dengan memperluas kapasitas pabrik di Cikarang, Jawa Barat. Selain itu, KLBF juga akan meningkatkan kapasitas di Pulogadung dan menyelesaikan pembangunan fasilitas di Sukabumi. Untuk keperluan tersebut, perseroan menganggarkan belanja modal Rp1,2 triliun-Rp1,5 triliun.
Sementara itu, sekitar 20% dari capex perseroan akan digunakan untuk memperluas titik distribusi. Tahun ini, anggaran capex perseroan hanya Rp1 triliun-Rp1,2 triliun. “Sumber dananya dari eksternal,” tambahnya. Sementara itu, dalam laporan keuangan perseroan kuartal III/2014, kas dan setara kas Kalbe mencapai Rp1,4 triliun.