Bisnis.com, PALEMBANG--Keberadaan pasar lelang dan penguatan kelembagaan melalui koperasi bagi petani karet di Sumatra Selatan dinilai mendesak untuk meningkatkan harga jual serta posisi tawar para petani.
Pakar Ekonomi Pertanian Universitas Sriwijaya Andy Mulyana mengatakan selama ini petani di Sumsel masih banyak yang menjual karet secara perorangan atau tanpa bergabung di koperasi.
"Padahal jika para petani itu membentuk koperasi kemudian menjualnya dengan mekanisme pasar lelang maka dapat mempersempit selisih harga jika dijual secara per orangan," jelasnya, Rabu (22/10/2014).
Dia mengemukakan dengan posisi tawar yang lebih tinggi terhadap pembeli maka petani bisa mendapat selisih sekitar Rp1.000 per kg -- Rp2.000 per kg daripada dijual secara mandiri.
Menurutnya, baru terdapat sekitar 10% dari total petani yang menjual karet melalui pasar lelang.
Berdasarkan catatan Bisnis, saat ini hanya ada 12 pasar lelang yang tersebar di daerah--daerah penghasil karet, salah satunya di Kota Prabumulih, Musi Banyuasin dan Muara Enim.
Andy menambahkan petani karet enggan membentuk koperasi karena dianggap belum mewakili kebutuhan para petani. Selain itu mereka juga ingin mendapatkan pembayaran secara cepat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari--hari.
"Seharusnya petani tahu bahwa koperasi bisa mengatasi kendala itu dengan menyediakan fasilitas simpanan, misalnya. Kalau hal tersebut dijalankan itulah ekonomi Indonesia yang sesungguhnya," jelasnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumsel Permana mengaku sudah saatnya pasar lelang untuk petani karet diperbanyak.
"Kami mulai bergerak, rencananya akan ditambah di Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Musi Rawas. Selanjutnya setiap sentra penghasil karet harus ada pasar lelang,"ujarnya.
Menurut Permana pasar lelang itu juga bisa menjadi salah satu solusi untuk menjaga stabilitas harga karet di tengah fluktuasi komoditas ekspor itu.
Menurut dia, keberadaan sejumlah pasar lelang sudah membuktikan bahwa harga jual petani bisa lebih tinggi dibanding jika petani menjualnya secara personal kepada tengkulak.
Sebelumnya, Sekretaris Dinas Perkebunan Sumsel Anung Riyanta mengatakan daerah yang perlu segera memiliki pasar lelang adalah Kabupaten Lahat.
Anung mengatakan pemerintah sudah mengalokasikan anggaran baik melalui APBN maupun APBD Provinsi Sumsel untuk mendirikan pasar lelang.
“Pemerintah bantu mendirikan bangunannnya, tetapi harus sesuai dengan kesiapan dan keinginan para petani,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel