Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GARUDA MERUGI: Dahlan Iskan Minta Garuda Tekan Kerugian Hingga Rp1 Triliun

Kerugian maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. harus ditekan hingga tersisa hanya Rp1 triliun sepanjang tahun ini.

Bisnis.com, JAKARTA -- Kerugian maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. harus ditekan hingga tersisa hanya Rp1 triliun sepanjang tahun ini.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan kerugian Garuda Indonesia yang telah mencapai US$211,7 juta atau setara dengan Rp2,4 triliun.

Dia menekankan agar kerugian Garuda tidak terus membengkak. Meskipun maskapai penerbangan lain di dunia juga tengah mengalami penurunan kinjerja seperti halnya Malaysia Airlines yang tengah rugi hingga Rp20 triliun.

"Saya minta dicarikan terobosan, untuk mengurangi paling tidak separuh sekitar Rp1,5 triliun. Ada 25 langkah untuk mengurangi kerugian Garuda," ujarnya, Jumat (12/9/2014).

Sejumlah langkah dilakukan terutama dengan cara penghematan bahan bakar, mengatur kembali ketinggian penerbangan agar lebih efisien, dan membuat penyatuan pajak bandar udara atau airport tax tak hanya bagi Garuda tetapi bagi seluruh maskapai Tanah Air.

Penerapan airport tax yang dilakukan oleh Garuda Indonesia, ternyata mengesankan harga tiket pesawat Garuda lebih mahal ketimbang maskapai lain.

Hal itu berdampak pada penurunan jumlah penumpang yang signifikan.

"Kenyataannya, itu merugikan Garuda karena yang lain tidak melakukan itu," paparnya.

Garuda memang tengah membukukan kinerja yang buruk. Hingga paruh pertama tahun ini, Garuda menderita rugi bersih US$211,7 juta atau setara dengan Rp2,4 triliun, melonjak 1.838% dari sebelumnya rugi US$10,9 juta.

Kinerja Garuda tercatat menjadi yang paling buruk ketimbang 20 emiten BUMN lainnya.

Kerugian Garuda disebabkan oleh perolehan pendapatan yang cenderung flat dan rugi kurs.

Pendapatan usaha perseroan tercatat US$1,73 miliar dari periode Januari-Juni 2013 yang mencapai US$1,72 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper