Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

India Pertahankan Batasan Impor Emas

India diperkirakan bakal tetap membatasi impor emas untuk mengontrol defisit neraca berjalan dan mempertahankan rupee. Hal ini disampaikan oleh perusahaan pemurnian emas terbesar di India.

Bisnis.com, NEW DELHI -- India diperkirakan bakal tetap membatasi impor emas untuk mengontrol defisit neraca berjalan dan mempertahankan rupee. Hal ini disampaikan oleh perusahaan pemurnian emas terbesar di India.

Rajesh Khosla dari MMTC-PAMP India Pvt., seperti dikutip dari Bloomberg Minggu (20/4/2014), mengatakan pembatasan ini akan menggerus volume impor menjadi sekitar 650 ton—700 ton selama 12 bulan ke depan.

Adapun tahun lalu volume impor emas tercatat sebesar 650 ton. India menerapkan pembatasan ini sejak tahun lalu. Padahal data dari Kementerian Keuangan India menyebutkan pada periode 2012-2013 impor emas negara tersebut mencapai 845 ton.

Lebih lanjut Khosla menguraikan bentuk pembatasan importasi tersebut bisa saja berubah, yang pasti pemerintah akan terus menahan pembelian logam mulia.

Dia mengungkapkan menteri keuangan yang terpilih nantinya diperkirakan bakal mengkaji ulang peraturan ini setelah pemilihan umum usai.

“Saya yakin menteri yang baru akan melakukan sesuatu tentang presentase 20:80 tersebut,” kata Khosla.

Namun demikian dia meragukan kemungkinan bahwa importasi emas bakal bebas seperti sebelumnya.

Data dari World Gold Council (WGC) menyebutkan India mewakili sekitar 25% permintaan emas global pada 2013.

Perdana Menteri India Manmohan Singh meminta para importir untuk memasok 20% emas ke pengrajin emas perhiasan untuk diekspor kembali dan sekitar 80% lainnya untuk pasar domestik.

Tahun 2013, India digeser oleh China sebagai konsumen emas terbesar di dunia. Selama ini, hampir seluruh emas di India adalah produk impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper