"Rencana tersebut merupakan salah satu strategi perseroan untuk penyehatan Garuda Indonesia dalam jangka panjang,” kata Wamildan dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa (22/7/2025).
Wamildan menjelaskan sumber pendanaan pembelian 50 pesawat sejalan dengan rencana penyehatan keuangan yang tertuang dalam rancangan restrukturisasi dalam rangka penyehatan perseroan. Selain itu, GIAA juga secara paralel juga tengah menjalin komunikasi dengan sejumlah pihak pemberi dana potensial.
Untung-Rugi Beli Boeing 777
Secara terpisah, pemerhati penerbangan Gerry Soejatman masih menunggu keputusan Garuda menentukan tipe, jumlah, dan komposisi pembelian pesawat. Kendati demikian, pembelian Boeing 777 seri terbaru, yakni varian Boeing 777-9 atau Boeing 777-10 cukup berisiko.
Selain kedua varian tersebut belum mendapatkan sertifikasi dari Federal Aviation Administration (FAA), pesawat dengan kapasitas 426 penumpang tersebut membutuhkan angka keterisian (seat load factor/SLF) yang tinggi.
Menurutnya, penambahan pesawat bisa melalui tiga skema, yakni Garuda membeli secara langsung; melakukan sewa dengan lembaga negara sebagai pemilik langsung; atau melakukan sewa dengan lembaga negara sebagai pemilik di belakang lease (behind the lease owner).
"Kemungkinan skema ketiga yang lebih didukung oleh kreditur, karena termasuk off balance sheet financing," kata Gerry, Selasa (22/7/2025).
Baca Juga
Kendati demikian, dia berpendapat Garuda lebih cocok untuk mendatangkan pesawat tipe Boeing 737-8 dan 787 yang masing-masing untuk menggantikan Boeing 737-800 dan A330 di rute penerbangan yang tidak terlalu ramai.