Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Lesu, Rupiah Dibuka Menguat ke Level Rp16.306

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka menguat ke level Rp16.306 pada perdagangan hari ini, Kamis (22/5/2025).
Pegawai menghitung mata uang Dolar Amerika Serikat (AS) di salah satu gerai penukaran uang di Jakarta, Selasa (8/4/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menghitung mata uang Dolar Amerika Serikat (AS) di salah satu gerai penukaran uang di Jakarta, Selasa (8/4/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka menguat ke level Rp16.306 pada perdagangan hari ini, Kamis (22/5/2025). Sementara itu, mata uang Asia lainnya dibuka bervariasi.

Mengutip data Bloomberg pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka menguat 0,56% ke Rp16.306 per dolar AS. Adapun, indeks dolar AS stagnan dan cenderung melemah ke level 99,55.

Sementara itu, beberapa mata uang kawasan Asia Pasifik dibuka bervariasi. Yen Jepang dibuka menguat 0,19%, lalu dolar Hong Kong menguat 0,09%, dolar Singapura turun 0,04%, dolar Taiwan menguat 0,47%, dan won Korea melemah 0,47%.

Kemudian peso Filipina menguat 0,09%, rupee India melemah 0,01%, yuan China menguat 0,04%, ringgit Malaysia menguat 0,44%, dan baht Thailand naik 0,21% terhadap dolar AS.

Melansir Reuters, dolar AS melemah terhadap berbagai mata uang utama pada Rabu, tertekan oleh kekhawatiran terkait dengan pemangkasan pajak dan rancangan belanja pemerintahan Trump, serta hasil lelang obligasi Treasury bertenor 20 tahun yang lemah, yang semakin memperkuat pandangan bahwa para investor mulai menjauhi aset-aset AS.

Partai Republik masih terpecah dalam menyusun perincian legislasi pajak tersebut. Presiden Amerika Serikat Donald Trump bertemu dengan anggota Partai Republik di DPR pada Selasa, tetapi gagal meyakinkan pihak-pihak di partainya yang masih menolak untuk mendukung rancangan undang-undang pajak yang luas tersebut. 

Greenback juga melanjutkan pelemahannya terhadap mata uang utama seperti euro dan yen setelah hasil lelang obligasi bertenor 20 tahun senilai US$16 miliar menunjukkan permintaan yang lemah. 

"Hasil lelang yang mengecewakan ini sejalan dengan narasi melemahnya permintaan terhadap aset-aset AS dan tren 'jual Amerika' di tengah kekhawatiran fiskal. Dan kegelisahan itu makin diperburuk oleh rancangan undang-undang pajak yang tengah dibahas di DPR," kata Kim Rupert, managing director, global fixed income analysis Action Economics, San Francisco.

Pengamat Mata Uang Ibrahim Assuaibi sebelumnya menuturkan sentimen datang dari Bank Indonesia yang memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis point ke level 5,50%. 

Selain itu, bank sentral juga menurunkan suku bunga Deposit Facility menjadi 4,75% dan suku bunga Lending Facility tetap 6,25%.

Keputusan penurunan suku bunga ini konsisten dengan perkiraan inflasi 2025 dan 2026 yang rendah, serta tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1%. 

Untuk perdagangan hari ini, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah akan ditutup menguat pada rentang Rp16.340-Rp16.400 per dolar AS.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper