Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waspada Penguatan IHSG Hanya Sementara, Rawan Koreksi Wajar

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan mengalami koreksi setelah mengalami penguatan selama sebulan terakhir.
Pengunjung beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (8/4/2025)./JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pengunjung beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (8/4/2025)./JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menguat dalam sebulan terakhir, bahkan hampir menyentuh level 7.000, akhirnya terkoreksi pada perdagangan hari ini, Kamis (8/5/2025). Pelaku pasar melihat saat ini tekanan di pasar sebenarnya belum reda dan penguatan IHSG belakangan ini bersifat sementara.

Presiden Direktur Korea Investment & Sekuritas Indonesia Eric K.H. Nam menuturkan saat ini bukan merupakan waktu yang mudah bagi IHSG. Namun, lanjut Eric, dia yakin IHSG tidak akan mengalami penurunan yang besar tahun ini.

"Kami masih melihat bahwa IHSG memiliki potensi, setidaknya untuk tahun ini," kata Eric di Jakarta, Kamis (8/5/2025). 

Adapun, KISI menargetkan IHSG akan berada pada kisaran level akhir 6.000 atau awal 7.000 pada tahun ini. Menurutnya, KISI melihat prospek IHSG cukup positif, meskipun dengan outlook netral terhadap IHSG tahun ini.

Presiden Direktur Ciptadana Sekuritas John Herry Teja menambahkan pihaknya selalu memiliki pandangan optimistis terhadap IHSG. Pasalnya, dengan PDB per kapita Indonesia saat ini menjadi peluang besar bagi masyarakat Indonesia untuk berinvestasi. 

"Mungkin kalau BI Rate turun 25 basis points di kuartal II dan kuartal III bisa turun 25 bps, itu paling enggak bisa jadi bantalan untuk IHSG," tutur John di Jakarta, Kamis (8/5/2025).

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus memaparkan kenaikan IHSG belakangan ini sudah berlangsung cukup lama dan hanya tinggal menghitung waktu untuk mengalami koreksi wajar.

"Saat ini, koreksi yang diharapkan adalah tidak lebih dari 6.700–6.650, untuk menjaga harapan agar IHSG mampu mengalami kenaikan hingga menyentuh 7.000 atau justru di atas 7.000," kata Nico, Kamis (8/5/2025). 

Nico menjelaskan terdapat sejumlah risiko yang dapat menahan laju IHSG saat ini. Risiko tersebut yaitu tensi geopolitik mungkin kembali bertambah satu antara Pakistan dengan India.

Kemudian eskalasi perang tarif yang berpotensi meningkat, khususnya antara China dengan AS. Selain itu, lanjutnya, penantian 90 untuk penentuan tarif dari AS hari menjadi salah satu poin yang harus diperhatikan investor.

"Sehingga Risiko IHSG untuk bisa turun juga tetap terbuka. Saat ini pergerakan IHSG akan berdasarkan sentimen yang ada, khususnya secara global," ucap Nico. 

Sementara itu, dari dalam negeri Nico juga melihat dari dalam negeri belum banyak yang bisa diharapkan oleh investor. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper