Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI Catat Investor Saham Nambah 38.676 Selama Libur Lebaran

BEI melaporkan jumlah investor saham bertambah sebanyak 38.676 selama libur Lebaran pada 28 Maret 2025 sampai dengan 8 April 2025.
Mahasiswi beraktivitas di dekat layar pergerakan saham di gedung PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (5/2/2025)./JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Mahasiswi beraktivitas di dekat layar pergerakan saham di gedung PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (5/2/2025)./JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan jumlah investor saham meningkat selama libur Lebaran pada 28 Maret 2025 hingga 8 April 2025.

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengungkapkan investor saham bertambah hingga 38.676 single investor identification (SID) selama periode tersebut. 

“Tanggal 28 Maret sampai 8 April, ada penambahan 38.676 investor saham. Artinya, lebih dari 10% dari awal tahun sampai hari ini terjadi di hari libur,” ujarnya kepada awak media di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (9/4/2025).

Meski demikian, Jeffrey menyampaikan bahwa pihaknya belum dapat memastikan secara pasti alasan di balik meningkatnya minat masyarakat terhadap pasar saham Indonesia di tengah kondisi perekonomian yang volatil.

Dia menuturkan mayoritas investor baru yang masuk ke pasar saham merupakan investor ritel domestik. Kontribusi mereka terhadap Rata-Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) saat ini mencapai 45% sampai dengan 47%. 

Secara keseluruhan, jumlah investor saham di Indonesia telah mencapai 6.744.128 SID atau bertambah sebanyak 362.684 SID sejak awal tahun ini.

Adapun total investor pasar modal Indonesia per akhir kuartal I/2025 telah mencapai 15.888.836 SID, meningkat lebih dari satu juta investor dibandingkan awal tahun.

BEI sendiri menargetkan adanya penambahan 2 juta investor guna mencapai 20 juta SID pada 2027 sesuai dengan Roadmap Pasar Modal Indonesia 2023–2027.

Sementara itu, BEI menargetkan pencatatan efek baru di pasar modal sebanyak 407 efek sepanjang 2025. Di dalamnya, pencatatan efek saham baru lewat penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) diperkirakan mencapai 66 pencatatan. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga berkomitmen terus meningkatkan kualitas perusahaan tercatat. Langkah perbaikan itu salah satunya ditempuh dengan merevisi sejumlah aturan terkait penawaran umum perdana saham.

Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek OJK, Aditya Jayaantara, menuturkan otoritas tengah menyusun peraturan baru yang kini telah berada dalam tahap perundangan di Kementerian Hukum.

Untuk mencegah IPO tidak berkualitas, dia menyatakan bahwa OJK akan mengoptimalisasi fungsi dan peran lembaga penunjang pasar modal. Salah satunya dengan melihat kualitas dari wakil penjamin efek calon emiten.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper