Bisnis.com, JAKARTA — Saham emiten berkapitalisasi pasar besar bergerak variatif pada perdagangan hari ini, Senin (17/3/2025), saat pasar menanti keputusan kebijakan moneter The Fed dan Bank Indonesia pada pekan ini.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG berbalik ke zona merah ke level 6.483 setelah sempat menyentuh level 6.557 pada awal perdagangan Senin (17/3/2025). IHSG bermanuver di rentang terendah 6.489,69 dan ke level tertinggi 6.557.
Saat pembukaan, sebanyak 255 saham menguat, 128 saham menurun, dan 574 saham stagnan. Sementara itu, kapitalisasi pasar alias market cap mencapai Rp11.203 triliun.
Saham berkapitalisasi besar seperti PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) menguat 1,20% ke level Rp10.525, PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) naik 2,62% ke level Rp6.300, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menguat 0,27% ke level Rp3.760.
Lalu, PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) menguat 1,24% ke level harga Rp6.100, saham PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) bergerak menguat 2,22% ke level Rp6.900, saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) melonjak 5,35% ke level Rp42.325, dan saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) naik 1,24% ke level Rp2.450 per saham.
Di sisi lain, saham PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) justru turun 1,61% ke level Rp19.900. Senada, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) melemah 0,63% ke Rp4.710, dan saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) melemah 0,57% ke level Rp8.725.
Selain itu, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) melemah 0,45% ke level Rp4.410 per saham dan PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) anjlok 16,98% ke posisi Rp150.200 per saham.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan bahwa indeks-indeks Wall Street tercatat rebound signifikan pada pekan lalu, Jumat (14/3/2025).
Meski demikian, dia mengatakan bahwa DJIA melemah lebih dari 3%, Nasdaq dan S&P 500 melemah lebih dari 2% pada pekan lalu.
"Pergerakan tersebut dipengaruhi oleh antisipasi pasar terhadap perkembangan kebijakan tarif Pemerintah AS dan hasil FOMC pada 19 Maret 2025 mendatang," katanya dalam riset, Senin (17/3/2025).
Sementara itu, dari dalam negeri, dia mengatakan bahwa pasar mengantisipasi data Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) yang diperkirakan kembali surplus pada Februari 2025. Hal ini diperkirakan karena penurunan impor dan penurunan pertumbuhan ekspor.
Menurutnya, kondisi ini sejalan dengan perkiraan perlambatan konsumsi domestik pada Februari 2025, jelang Ramadan dan Hari Raya Idulfitri pada Maret-April 2025.
"Mempertimbangkan tingginya uncertainty risk dari eksternal dan internal, IHSG diperkirakan kembali fluktuatif dalam rentang lebar di kisaran 6.370-6.630 pada pekan ini," ujarnya.
Adapun untuk perdagangan hari ini, saham-saham pilihan yang direkomendasikan oleh Phintraco Sekuritas meliputi UNVR, SMRA, ISAT, MBMA, BSDE, dan MEDC.
Tim Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG bergerak konsolidasi, dengan rentang perdagangan di level 6.489 hingga 6.617 dan support di level 6.500 pada hari ini.
Minggu ini dinilai sebagai minggu yang cukup krusial dan akan dinanti oleh pasar karena The Fed dan BI akan menyelenggarakan rapat penentuan kebijakan moneter.
"Pasar akan sangat menunggu forward guidance dalam summary of economic projection [SEP] kuartalan, terutama yang terkait dengan proyeksi suku bunga," jelasnya dalam riset.
Pada hari ini, Tim Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia merekomendasikan buy on weakness untuk saham DEWA dan PTRO, serta trading buy untuk saham BBCA.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.