Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Menguat ke Level Rp16.445 per Dolar AS Pagi Ini

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (4/3/2024) ke level Rp16.445 per dolar AS.
Pegawai menyortir uang rupiah di cash center atau pusat kas BNI di Jakarta, Selasa (4/2/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menyortir uang rupiah di cash center atau pusat kas BNI di Jakarta, Selasa (4/2/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (4/3/2024) ke level Rp16.445 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka menguat 0,21% atau 35 poin ke level Rp16.445. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau turun 0,23% ke level 106,5.

Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang Asia mengalami penguatan. Yen Jepang misalnya menguat 0,39%, dolar Singapura menguat 0,13%, peso Filipina menguat 0,17%, baht Thailand menguat 0,16%, yuan China menguat 0,02%, serta rupee India menguat 0,17%.

Pengamat forex Ibrahim Assuaibi memproyeksikan mata uang rupiah fluktuatif, namun ditutup menguat di rentang Rp16.430 - Rp16.490 per dolar AS hari ini.

Ia menilai terdapat sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan rupiah. Dari luar negeri, terdapat sentimen keputusan tarif perdagangan Presiden AS Donald Trump.

Di Asia, aktivitas manufaktur China tumbuh lebih dari yang diharapkan pada periode Februari 2025 karena bisnis lokal masih diuntungkan dari langkah-langkah stimulus tahun lalu. 

Di tengah pertumbuhan ekonomi China yang lambat, kepercayaan konsumen yang lemah, dan penurunan sektor properti yang masih berlangsung, pasar mengharapkan otoritas China untuk mengumumkan langkah-langkah yang bertujuan untuk menstabilkan ekonomi.

Dari dalam negeri, terdapat sentimen aturan dari pemerintah terkait devisa hasil ekspor (DHE) sumber daya alam (SDA) yang berlaku 1 Maret 2025. Dalam aturan ini, eksportir diwajibkan menyimpan 100% DHE SDA di dalam negeri selama satu tahun.

Selain itu, sektor manufaktur Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan pada Februari 2025, didorong oleh meningkatnya permintaan domestik dan optimisme produsen. Berdasarkan laporan S&P Global, Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia mencapai 53,6, naik dari 51,9 pada Januari 2025. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper