Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Danantara Resmi Meluncur, IHSG Masih Tak Berdaya Ditutup Turun ke 6.749,60

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada hari ini, Senin (24/2/2025) usai pemerintah meluncurkan Danantara.
Warga mengakses data saham menggunakan perangkat komputer jinjing dan telepon pintar di Jakarta, Minggu (2/2/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga mengakses data saham menggunakan perangkat komputer jinjing dan telepon pintar di Jakarta, Minggu (2/2/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada hari ini, Senin (24/2/2025) saat Danantara resmi meluncur. Sejumlah saham seperti BBCA, BMRI, hingga PTRO turun ke zona merah sore ini.

Berdasarkan data RTI Infokom, IHSG ditutup pada level 6.749,60 atau turun 0,78%. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada rentang 6.732-6.818.

Tercatat, 223 saham menguat, 351 saham melemah, dan 218 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar terpantau turun ke posisi Rp11.689 triliun.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi salah satu saham yang turun ke zona merah sore ini. Saham BBCA melemah 0,83% ke level Rp8.925 per saham. 

Saham lain yang juga melemah sore ini adalah saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI). Saham BMRI melemah 0,99% ke level Rp5.025 per saham hari ini.

Selanjutnya adalah saham milik Prajogo Pangestu PTRO yang juga melemah 6,59% ke level Rp3.400 per saham. Pelemahan juga terjadi pada saham RAJA yang ambrol 8,33% ke level Rp3.520 per saham. 

Sementara itu, sejumlah saham lainnya menguat seperti BBRI naik 0,77% ke level Rp3.920, saham WIFI naik 5,15% Rp2.450, hingga saham WIRG yang naik 19,83% ke level Rp145.

Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan dari dalam negeri, aksi jual investor asing masih membebani IHSG. Outflow investor asing masih menjadi sentimen, dan berdasarkan data Jumat (21/2/2025) net sell asing di pasar regular sebesar Rp683 miliar. 

Sentimen juga datang dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang resmi meluncurkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara). 

"Pasar berharap pembentukan BPI Danantara akan memberikan kontribusi positif bagi ekonomi dalam negeri, dan tidak terjadi distorsi pasar yang akan mendorong persaingan tidak sehat," tulis Pilarmas Sekuritas.  

Selain itu, pasar juga berharap pembentukan Danantara sejalan dengan komitmen presiden dalam mengelola BPI bebas korupsi. 

Pasar juga menurut Pilarmas Sekuritas menantikan suatu  pembuktian pembentukan BPI Danantara sesuai dengan tujuan dari pemerintahan Prabowo Subianto.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper