Bisnis.com, JAKARTA — Wacana berakhirnya perang Rusia dan Ukraina, yang telah berlangsung sejak 2022, kian menguat. Apabila perang berakhir, pasar saham Indonesia diproyeksikan akan mendapatkan sentimen positif.
Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan mengatakan jika perang Rusia dan Ukraina benar-benar berakhir, dampaknya ke IHSG bisa cukup signifikan, terutama dari sisi stabilitas ekonomi global, aliran modal, dan harga komoditas.
Menurutnya, perang yang berlangsung sejak 2022 telah menyebabkan gangguan rantai pasok global, lonjakan harga energi dan pangan, serta meningkatkan ketidakpastian ekonomi dunia.
"Ketika konflik berakhir, pasar keuangan global cenderung merespon positif karena risiko geopolitik berkurang, inflasi global bisa lebih terkendali, dan kebijakan moneter bank sentral, seperti The Fed dan ECB, mungkin lebih longgar," ujarnya, Senin (17/2/2025).
Dalam konteks Indonesia, berakhirnya perang menurutnya bisa berdampak pada peningkatan arus dana asing ke pasar modal, menguatkan nilai tukar rupiah, serta meningkatkan optimisme investor terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
"Jika capital inflow mulai masuk kembali ke emerging markets, termasuk Indonesia, maka IHSG [indeks harga saham gabungan] berpotensi mengalami penguatan yang lebih stabil," tuturnya.
Baca Juga
Namun, pergerakan pasar tetap harus memperhitungkan faktor lain seperti kebijakan suku bunga global dan pemulihan ekonomi pascakonflik.
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta juga mengatakan seiring dengan adanya potensi berakhirnya perang Rusia dan Ukraina, IHSG mengalami major technical rebound.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG menguat 2,9% ke level 6.830,88 pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (17/2/2025). Selain itu, nilai tukar rupiah ditutup menguat 0,14% ke level Rp16.228 per dolar AS hari ini
"Namun, prospek perdamaian [Rusia dan Ukraina] ini masih membutuhkan waktu," ujar Nafan kepada Bisnis pada Senin (17/2/2025).
Sebagaimana diketahui, muncul potensi berakhirnya perang Rusia dan Ukraina. Melansir Reuters pada Kamis (13/2/2025), Presiden AS, Donald Trump memerintahkan para pejabat tinggi AS untuk memulai pembicaraan untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Trump juga mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan keinginan untuk perdamaian melalui panggilan telepon terpisah dengannya pada Rabu (12/2/2025) waktu setempat.
Setelah berbicara dengan Putin selama lebih dari satu jam, Trump mengatakan pemimpin Rusia, yang melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada 2022, ingin perang diakhiri dan mereka mendiskusikan gencatan senjata dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Kemudian, Menteri Pertahanan Trump sebelumnya mengatakan Kyiv harus melepaskan tujuan lamanya untuk bergabung dengan aliansi militer NATO dan mendapatkan kembali seluruh wilayahnya yang direbut oleh Rusia, yang menandakan perubahan dramatis dalam pendekatan Washington terhadap konflik tersebut.