Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Buyback Emas Antam Rekor Naik 12,05% hingga Jumat (14/2)

Harga buyback emas Antam tercatat telah naik 12,05% sejalan dengan rentetan rekor baru hingga Jumat (14/2).
Produk emas edisi Hari Raya Idul Fitri berupa Emas Batangan dan New Gift Series dengan tema produk Idul Fitri 2023/1444 Hijriah dari PT. Antam Tbk UBPP Logam Mulia./logammulia.com
Produk emas edisi Hari Raya Idul Fitri berupa Emas Batangan dan New Gift Series dengan tema produk Idul Fitri 2023/1444 Hijriah dari PT. Antam Tbk UBPP Logam Mulia./logammulia.com

Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan harga buyback emas Antam tercatat telah naik 12,05% sejak awal 2025.

Parade rekor baru harga buyback emas Antam masih berlanjut hingga Jumat (14/2/2025). 

Logam Mulia melaporkan harga buyback emas Antam naik Rp9.000 ke Rp1.552.000 pada Jumat (14/2/2025). Posisi itu merupakan rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) terbaru.

Dengan posisi itu, harga buyback emas Antam tercatat telah naik 12,05% year-to-date (ytd) 2025. Sebagaimana diketahui, harga buyback emas Antam masih dibanderol Rp1.365.000 per 31 Desember 2024.

Untuk diketahui, buyback emas merupakan transaksi menjual kembali emas, baik dalam bentuk logam mulia, logam batangan, maupun perhiasan. Biasanya, harga yang dibanderol lebih rendah dari harga jual saat itu.

Kendati demikian, buyback emas masih bisa mendatangkan keuntungan apabila terdapat selisih besar antara harga jual dan harga buyback.

Sesuai dengan PMK No 34/PMK.10/2017, penjualan kembali emas batangan ke Antam dengan nominal lebih dari Rp10 juta, dikenakan PPh 22 sebesar 1,5 persen untuk pemegang NPWP dan 3 persen untuk non NPWP). Adapun, PPh 22 atas transaksi buyback dipotong langsung dari total nilai buyback.

Mengutip Reuters pada Jumat (14/2/2025), harga emas di pasar spot naik 0,4% menjadi US$2.915,76 per ounce, bergerak kembali menuju rekor puncak US$2.942,70 yang dicapai pada Selasa lalu. Sementara itu, harga emas berjangka AS naik 0,6% pada US$2.945,40.

Trump meluncurkan peta jalan pada Kamis (13/2/2025) untuk membebankan tarif timbal balik pada setiap negara yang mengenakan bea masuk pada impor AS.

Indeks harga produsen AS pada Januari 2025 meningkat dengan kuat, memberikan bukti lebih lanjut mengenai peningkatan inflasi dan memperkuat ekspektasi pasar keuangan bahwa Federal Reserve akan menunda penurunan suku bunga hingga paruh kedua tahun ini.

"Faktor utamanya adalah ketidakpastian politik dan konsekuensi ekonomi … PPI cukup netral dan tidak terlalu berpengaruh terhadap emas, investor di seluruh dunia khawatir mengenai dampak kebijakan Trump terhadap perekonomian secara keseluruhan," kata Jeffrey Christian, Managing Partner CPM Group.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell, pada sidang kongres keduanya pekan ini, menegaskan kembali bahwa bank sentral tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga.

Meskipun ada ekspektasi aksi jual pasar karena data PPI baru-baru ini, kesaksian Powell, dan pembicaraan Trump tentang kemungkinan perdamaian Rusia-Ukraina, pasar tetap positif karena perpindahan ke aset-aset yang lebih aman dan pedagang membeli saat penurunan, bertentangan dengan sinyal-sinyal bearish ini, kata ahli strategi pasar senior di RJO Futures, Bob Haberkorn.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper