Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba 2024 Turun 24,39%, Prospek Ancol (PJAA) Diramal Cerah pada 2025

Analis melihat kinerja Ancol (PJAA) masih akan tumbuh pada 2025, meski laba turun sepanjang 2024.
Kawasan Pantai Ancol, Jakarta Utara terpantau masih sepi pengunjung pada HUT ke-77 RI, Rabu (17/8/2022)/Bisnis-Rika Anggraeni.
Kawasan Pantai Ancol, Jakarta Utara terpantau masih sepi pengunjung pada HUT ke-77 RI, Rabu (17/8/2022)/Bisnis-Rika Anggraeni.

Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (PJAA) mengalami penurunan pada 2024. Meski begitu, analis melihat kinerja perseroan masih akan tumbuh pada 2025.

Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan bahwa pertumbuhan kinerja Ancol akan didorong oleh hari libur yang cukup banyak pada 2025.

"Hari libur yang cukup banyak pada tahun 2025 akan mendorong masyarakat untuk rekreasi, dan ini berpotensi mendorong kinerja dari sisi top line PJAA," katanya saat dihubungi Bisnis, Jumat (31/1/2025).

Dia menjelaskan bahwa sektor pariwisata di Indonesia pada 2025 masih akan cukup menarik, mengingat mobilitas masyarakat yang meningkat ketika adanya libur hari besar.

Adapun di sisi lain, dia menyampaikan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kunjungan turis juga masih tercatat tumbuh pada November lalu sebesar 17,27% secara year on year (YoY).

Emiten milik Pemda DKI Jakarta, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (PJAA) telah membukukan laba bersih Rp177,79 miliar sepanjang 2024. 

Posisi laba bersih itu terkoreksi 24,39% dibandingkan dengan torehan pada 2023 di level Rp235,17 miliar. Performa bottom line PJAA turut dipengaruhi oleh realisasi pendapatan sepanjang 2024. 

Berdasarkan laporan keuangan PJAA yang berakhir 31 Desember 2024, emiten pengelola kawasan rekreasi itu mencatatkan pendapatan sebesar Rp1,26 triliun, turun tipis dari kinerja pendapatan tahun sebelumnya di angka Rp1,27 triliun.  

Sebagian besar pendapatan itu disumbang oleh penjualan tiket yang cenderung menurun dari posisi tahun sebelumnya. PJAA berhasil menghimpun pendapatan tiket sebesar Rp907,18 miliar pada 2024, lebih rendah dari torehan pada 2023 di angka Rp911,66 miliar. Perolehan tersebut sejalan dengan proyeksi awal.

Corporate Secretary Ancol Agung Praptono, sebelumnya, menyatakan bahwa perseroan optimistis untuk dapat mencapai pendapatan hingga akhir 2024 sebesar Rp1,26 triliun dengan perolehan laba bersih sebesar Rp164,6 miliar. 

Lalu berdasarkan laporan keuangan, untuk pendapatan hotel Ancol juga mencatatkan penurunan ke level Rp76,84 miliar, daripada torehan sepanjang tahun sebelumnya sebesar Rp88,99 miliar. Sementara pos pendapatan usaha lainnya menyumbang Rp277,59 miliar pada 2024.   

PJAA juga mencatat laba bruto untuk periode 2024 sebesar Rp666,773 miliar, lebih rendah dari pencatatan tahun sebelumnya di angka Rp696,95 miliar.  

Di sisi lain, jumlah liabilitas PJAA per Desember 2024 sebesar Rp1,85 triliun, lebih rendah dari posisi tahun sebelumnya di angka Rp2,07 triliun.  

Selanjutnya, jumlah ekuitas PJAA sampai akhir 2024 sebesar Rp1,73 triliun relatif tinggi dibandingkan dengan posisi tahun sebelumnya di angka Rp1,66 triliun.

Sementara itu, jumlah aset PJAA sampai akhir 2024 sebesar Rp3,59 triliun, yang berasal dari aset lancar sebesar Rp394,46 miliar dan aset tidak lancar sebesar Rp3,19 triliun.   

Meski mengalami penurunan, Abdul Azis dari Kiwoom Sekuritas masih merekomendasikan untuk beli saham Ancol (PJAA) dengan target Rp585-Rp590.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper