Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah analis menilai arah pemangkasan suku bunga The Fed tahun depan dan tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjadi sentimen utama yang menyebabkan koreksi indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, Kamis (19/12/2024).
Pada penutupan perdagangan sesi I pukul 12.00 WIB, IHSG melanjutkan koreksi 1,63% atau 116 poin ke level 6.991,84. Indeks komposit sempat menyentuh level terendahnya di angka 6.953,06.
Saham BMRI terkoreksi 3%, BBRI turun 1,93%, BBCA -0,77%, BBNI -2,71%, BREN -1,11%, AADI -3,18%, ASII -2,2%, ADRO -1,54%, DSSA merosot 2,45%.
Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan mengatakan koreksi IHSG kali ini disebabkan karena melesetnya ekpektasi pasar atas arah pemangkasan suku bunga dari The Fed tahun depan.
Felix menuturkan pasar cenderung menangkap arah kebijakan Ketua The Fed Jerome Powell untuk lebih berhati-hati dalam melakukan penyesuaian suku bunga karena inflasi yang relatif datar dalam 12 bulan terakhir.
“The Fed diperkirakan hanya akan memangkas 2 kali di 2025 sebelumnya 4 kali, sehingga menjadikan ekpektasi pelonggaran moneter The Fed tidak seperti sebelumnya dan berimplikasi pada penguatan dolar AS,” kata Felix saat dihubungi Bisnis, Kamis (19/12/2024).
Pada pertemuan kemarin, kata Felix, The Fed mamangkas suku bunga 25 basis poin (bps), yang membawa suku bunga acuan ke level 4,25% sampai dengan 4,5%. Saat itu, bursa saham di Wall Street ditutup merah pada perdangan Rabu (18/12/2024).
“Sentimen dari anjloknya IHSG dan rupiah hari ini karena The Fed memangkas suku bunga 25 bps pada pertemuan kemarin,” kata Felix.
Setali tiga uang, Investment Analyst dari Indo Premier Sekuritas Indri Liftiany Travelin Yunus koreksi yang relatif dalam terhadap IHSG disebabkan karena proyeksi pemangkasan suku bunga tahun depan sebanyak 2 kali direspons negatif oleh pasar.
“Tingkat imbal hasil Treasury US 10 tahun juga meningkat sebesar 12 basis poin ke level 4,25%,” kata Indri saat dihubungi Bisnis.
Selain itu, kata Indri, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali melanjutkan tren pelemahan ke level Rp16.267 per dolar AS. Dengan demian, dia menggarisbawahi, situasi itu turut menambah sentimen negatif untuk IHSG mendatang.
“Aksi sell-off pada sesi 1 hari ini dengan kejatuhan IHSG sampai 2% berpotensi berlanjut pada sesi 2,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan 25 basis poin dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang berakhir Rabu (18/12/2024).
Melansir Reuters, Kamis (19/12/2024), The Fed memangkas suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR) 25 bps ke kisaran 4,25%-4,50%.
“Aktivitas ekonomi terus berkembang dengan kecepatan yang solid dengan tingkat pengangguran yang ‘tetap rendah’ dan inflasi yang ‘tetap sedikit meningkat,” jelas FOMC dalam pernyataannya.
Namun, The Fed mengindikasikan jeda penurunan suku bunga acuan dalam pertemuan kebijakan pada 2025 mendatang, dengan mengatakan akan bersikap hati-hati menilai data yang masuk, prospek yang berkembang, dan keseimbangan risiko.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bahwa lebih banyak penurunan suku bunga bergantung pada kemajuan lebih lanjut dalam menurunkan inflasi yang sangat tinggi.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan mulai memperhitungkan prospek perubahan ekonomi yang luas di bawah pemerintahan Donald Trump yang akan datang.
“Saya pikir kita berada di tempat yang baik, tetapi saya pikir dari sini ini adalah fase baru dan kami akan berhati-hati tentang pemotongan lebih lanjut,” kata Powell pada konferensi pers setelah berakhirnya pertemuan FOMC.