Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pertambangan emas Grup Bakrie, PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) tengah berupaya mengamankan fasilitas pinjaman untuk pembiayaan kontruksi penambangan bawah tanah di Palu.
Direktur Keuangan BRMS Charles Gobel mengatakan upaya itu dilakukan untuk dapat memproses bijih dengan kandungan emas yang lebih tinggi dari tambang bawah tanah perseroan akhir 2027 mendatang.
“Kami sedang dalam proses mendapatkan fasilitas pinjaman untuk mendanai konstruksi penambangan bawah tanah di Palu,” kata Charle lewat siaran pers dikutip Senin (2/12/2024).
Dalam keterbukaan informasi awal September 2024 lalu, anak usaha BRMS, PT Citra Palu Minerals (CPM) melaporkan adanya kenaikan kadar dan kandungan emas dari lokasi tambang River Reef dan Hillf Reef di Poboya, Palu.
CPM melaporkan rata-rata kadar emas sebesar 4,9 gram per ton, dengan kandungan sebesar 4,2 juta oz emas dalam sumberdaya mineral yang berasal dari lokasi tambang River Reef.
Laporan yang sama juga menunjukan bahwa sebagian besar dari kandungan emas tersebut (89%) diestimasikan untuk ditambang dengan metode penambangan bawah tanah.
Adapun, lokasi tambang di Hill Reef juga memberikan tambahan kandungan emas sebesar 329.000 oz emas.
Direktur & Investor Relations BRMS Herwin Hidayat menambahkan perseroannya bakal menyampaikan laporan mengenai data cadangan mineral dengan standar Joint Ore Reserves Committed (JORC) bulan depan.
“Laporan tersebut juga memuat informasi terkait cadangan mineral dengan kandungan emas yang lebih tinggi dari prospek tambang bawah tanah di lokasi tambang River Reef [Pobaya, Palu],” kata Herwin.
Baca Juga : Inflasi November Diproyeksi Turun Signifikan dari 2023, Efek Rupiah Lemah dan Harga Emas? |
---|
Pada awal tahun ini, CPM telah menunjuk PT Macmahon Indonesia (MMI) sebagai kontraktor jasa penambangan di proyek emas Poboya.
MMI merupakan anak usaha dari Macmahon Holdings Limited, Perusahaan yang tercatat di bursa efek Australia (ASX) yang berpengalaman dalam penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah.
Seperti diberitakan sebelumnya, BRMS mencatatkan pertumbuhan laba serta pendapatan yang pesat pada kuartal III/2024 seiring dengan produksi emas yang kian melonjak.
Berdasarkan laporan keuangan, BRMS telah membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$15,65 juta atau Rp248,06 miliar (kurs Rp15.847 per dolar AS) pada kuartal III/2024.
Laba perseroan melesat 49,51% secara tahunan (year on year/YoY) dibanding laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya US$10,46 juta atau Rp165,91 miliar.
Sementara itu, pendapatan BRMS meroket 231,27% yoy pada kuartal II024 menjadi US$108,47 juta atau Rp1,71 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$32,74 juta atau Rp518,92 miliar.
Pesatnya pertumbuhan laba serta pendapatan BRMS terjadi di tengah produksi emas perseroan yang tengah bergeliat pada kuartal III/2024.
BRMS mencatatkan nilai produksi emas sebesar 45.366 troy ounce sampai kuartal III/2024, melebihi produksi emas sepanjang 2023 sebesar 23.270 troy ounce.
Adapun, average selling price (ASP) atau harga jual rata-rata emas BRMS mencapai US$2.347 per troy ounce pada kuartal III/2024, dibanding pada 2023 sebesar US$1.930 per troy ounce.