Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja saham-saham BUMN terpantau tidak bertenaga akhir-akhir ini. Analis menilai sentimen domestik yang muncul belakangan, seperti perombangan manajemen hingga konsolidasi BUMN Karya, dinilai bisa menggairahkan saham pelat merah.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks IDX IDX BUMN20 turun 11,58% YtD (year-to-date) pada Jumat (15/11/2024). Kinerja itu jauh di bawah koreksi IHSG yang turun 1,53% YtD.
Memang pergerakan harga saham BUMN mengalami tekanan dari aksi jual yang dilakukan investor. Namun, sentimen domestik yang muncul belakangan, seperti perombakan manajemen, konsolidasi BUMN Karya, dan berbagai program pemerintah seperti Program Makan Bergizi Gratis atau penghapusan kredit macet, membuka peluang untuk mendorong kinerja saham BUMN ke arah yang lebih baik.
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan perubahan pengurus di BUMN selalu ditujukan dalam rangka untuk konsolidasi bisnis.
"Yang paling penting adalah peningkatan performa komitmen perusahaan, sekaligus bagian dari komitmen perusahaan dalam good corporate governance [GCG]," katanya, pada Senin (18/11/2024).
Dia menjelaskan apabila pengurus yang dipilih berkompeten dan berkomitmen dengan GCG, maka bisa menjadi salah satu katalis positif yang dapat meningkatkan kinerja emiten BUMN ke depan.
Baca Juga
Sementara itu, performa indeks saham BUMN yang tergabung dalam indeks IDX BUMN20 belakangan ini terpantau turun disebutnya karena oleh aksi jual yang dilakukan invsetor.
"Di sisi lain IDX BUMN20 memang mengalami koreksi karena saya juga melihat outflow terjadi. Saham-saham BUMN mengalami tekanan outflow," ucapnya.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana juga mengatakan secara teknikal pergerakan IDX BUMN20 sedang berada di fase downtrend.
"Kami memperkirakan akan menguji di rentang 355-360. Wait and see dulu saja untuk melihat adanya sinyal reversal. Kami perkirakan, koreksinya masih rawan berlanjut," tambahnya.
Untuk diketahui, saham-saham BUMN terus menghadapi tekanan jual dari investor asing, dipengaruhi oleh sentimen eksternal seperti ketidakpastian kebijakan ekonomi global, terplihnya Donald Trump sebagai Presiden AS, dan dinamika pasar keuangan internasional.
Adapun Herditya merekomendasikan untuk emiten yang dapat dicermati di antaranya ANTM (1465-1525), ELSA (452-460), dan PGAS (1530-1575). Sementara itu, Nafan merekomendasikan saham-saham berikut, ADHI, BBNI, TLKM, WIKA,BRIS, BMRI, PTBA, BBTN dan JSMR.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.