Bisnis.com, JAKARTA - Kemenangan Donald Trump dalam Pemilu Presiden Amerika Serikat (AS) 2024 telah mengerek harga aset kripto secara signifikan, salah satunya akibat banjir aliran dana masuk seiring meningkatnya permintaan pasar. Lantas, sampai kapan siklus bull-run akan bertahan?
Berdasarkan data Coinmarketcap pada Rabu (13/11/2024), harga aset kripto populer masih terus mencetak rekor all time high (ATH). Bitcoin (BTC) telah menembus US$91.000, sementara Ether (ETH) berada di kisaran US$3.300.
Dilansir Bloomberg, Kepala Perdagangan Spot FalconX Brian Strugats menjelaskan bahwa selepas Pilpres AS, kripto mengalami fenomena peningkatan kepercayaan investor, buah dari potensi munculnya kebijakan pro-kripto dari kepemimpinan Trump selama 4 tahun ke depan.
"Adopsi [investor] institusi yang semakin cepat dan pasar global yang mengincar kripto untuk diversifikasi, kemungkinan arus modal masuk akan lebih condong ke arah terus bertumbuh," ujarnya, dikutip Bisnis pada Rabu (13/11/2024).
Terbukti, data Coinshares mencatat aliran dana masuk produk investasi berbasis aset digital di dunia, seperti reksa dana atau exchange-traded funds (ETF) khusus BTC dan ETH, mampu mencapai US$1,98 miliar selepas Pemilu AS 2024, sehingga total dana kelolaan mencapai rekor terbaru di level US$116 miliar.
Agen Perdagangan Over-the-Counter Wintermute Jake Ostrovskis mengungkap kondisi itu turut menciptakan konsensus bahwa harga BTC mencapai US$100.000 pada bulan Desember 2024 adalah target yang memungkinkan karena masih banyak opsi beli pada rentang waktu itu.
Baca Juga
"Pastinya terus seperti sedang dalam pembentukan harga baru, akibat beberapa 'aliran uang riil' yang sangat solid yang berasal dari ETF," jelasnya, dilansir dari Bloomberg, Rabu (13/11/2024).
Sebagai informasi, fenomena melonjaknya harga aset kripto seiring aliran deras arus masuk itu tak lepas dari janji Trump bersama Partai Republik untuk membuat regulasi yang lebih bersahabat buat perkembangan ekosistem kripto AS.
Bahkan, Trump berencana menyiapkan persediaan BTC strategis buat AS, serta mendorong aktivitas penambangan (mining) kripto di dalam negeri, menjadikan AS sebagai Ibu Kota kripto di dunia.
Sejak awal, Partai Republik pun terang-terangan akan mengusung kebijakan pro terkait lanskap kripto dan aset digital di AS dalam dokumen Platform Grand Old Party (GOP) 2024, alias landasan sikap GOP terhadap isu-isu besar negara AS.
"Kami juga akan memberikan dukungan terhadap tambang Bitcoin, memastikan setiap warga punya hak untuk memegang aset digitalnya, dan bertransaksi secara bebas dari kontrol dan pengawasan pemerintah," tulis dokumen Platform GOP 2024 itu.
Trump dan Partai Republik pun mengaku siap mengakhiri sikap Partai Demokrat di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden selama 4 tahun belakangan yang cenderung keras dan tak ramah terhadap kripto.
Hanya saja, Jake menjelaskan sentimen bull-run juga akan dipengaruhi seberapa cepat Trump melaksanakan agendanya, atau mulai muncul diskusi kritis, seperti apakah persediaan kripto strategis merupakan langkah yang realistis buat AS.
Senada, Lembaga Edukasi Kripto Pintu Academy dalam laporan rutinnya pun mengingatkan bahwa kripto memiliki volatilitas dan dinamika tinggi selepas fase bull-run berakhir.
Oleh karena itu, memahami siklus pola harga yang berulang harapannya dapat membantu investor membuat keputusan investasi lebih baik.
"Dalam konteks ini, memahami siklus pasar dapat menjadi langkah penting bagi para investor untuk mengidentifikasi peluang dan mengelola risiko," tulis Pintu Academy .
Pada dasarnya, siklus pasar kripto terdiri dari empat fase utama: akumulasi, kenaikan harga, distribusi, dan penurunan harga. Siklus ini mencerminkan pergerakan harga dari titik terendah hingga tertinggi dalam jangka waktu tertentu, didorong oleh berbagai faktor psikologis dan kondisi ekonomi.
Fase Akumulasi terjadi setelah pasar mengalami penurunan tajam, di mana sejumlah investor mulai mengumpulkan aset yang dianggap telah mencapai harga terendah. Volume perdagangan biasanya rendah, dengan sentimen yang berubah dari negatif menjadi lebih stabil.
Fase Kenaikan Harga sering kali disebut sebagai periode bull-run, ditandai dengan kenaikan harga yang signifikan dan peningkatan volume perdagangan. Pada tahap ini, optimisme di pasar meningkat, mendorong minat beli dari investor baru.
Fase Distribusi menandai akhir bull-run, di mana beberapa investor mulai menjual aset mereka, sementara yang lain percaya harga masih akan naik. Hal ini menyebabkan meningkatnya volume perdagangan, namun dengan volatilitas yang cenderung rendah.
Terakhir, Fase Penurunan Harga atau bear market adalah kondisi di mana harga aset mengalami koreksi yang signifikan, diiringi dengan sentimen negatif. Fase ini berlanjut hingga harga mencapai titik keseimbangan baru dan investor mulai kembali ke pasar untuk mengakumulasi aset dengan harga yang lebih rendah.
"Memahami setiap fase siklus membantu menentukan strategi investasi yang lebih optimal, seperti membeli di fase akumulasi dan menjual di fase distribusi. Analisis tambahan, seperti analisis on-chain dan indeks fear and greed, juga dapat membantu dalam mengidentifikasi kondisi pasar secara lebih mendalam," tutupnya.