Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan kenaikan Harga Mineral Logam dan Batu Bara Acuan pada September 2024. Emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) memberikan tanggapannya mengenai kenaikan HBA ini.
Head of Corporate Communications Adaro Energy Febriati Nadira menjelaskan dengan kenaikan HBA ini, ADRO optimistis untuk mencapai panduan tahun 2024.
"Dengan kenaikan HBA, hingga saat ini kami tetap optimis untuk mencapai panduan tahun 2024 ini dan belum ada perubahan panduan ADRO," kata Febriati, Selasa (24/9/2024).
Dia menjelaskan target tersebut mencakup volume penjualan sebesar 65 juta ton-67 juta ton batu bara. Penjualan tersebut meliputi 61 juta ton-62 juta ton batu bara termal, dan 4,9 juta ton-5,4 juta ton batu bara metalurgi dari PT Adaro Mineral Indonesia Tbk. (ADMR).
Mengenai harga batu bara acuan ini, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rizkia Darmawan memaparkan pandangan netral dipertahankan untuk sektor batu bara Indonesia sejalan dengan sentimen harga batu bara yang masih membayangi laba emiten pada tahun ini.
Berdasarkan catatan Mirae Asset Sekuritas, harga batu bara Newcastle sesuai perkiraan dengan rata-rata US$134 per ton year-to-date (YtD). Harga batu bara tercatat naik 8% secara bulanan pada Agustus menjadi US$146 per ton karena permintaan yang lebih tinggi untuk persiapan musim dingin.
Baca Juga
“Kami mempertahankan perkiraan harga pada 2024 di kisaran US$130—US$140 per ton,” tulisnya dalam riset, Senin (23/9/2024).
Meski demikian, Darmawan melihat saham ADRO menarik bagi investor yang membidik dividen. Dia menyebut proyeksi dividen tunai ADRO sebesar Rp305-Rp380 per saham untuk tahun buku 2024, dengan potensi peningkatan dari dividen spesial dari rencana spin-off bisnis batu bara termal ADRO.
Sebagai informasi, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Agus Cahyono Adi mengatakan Harga Mineral Acuan (HMA) bulan ini merupakan dasar perhitungan Harga Patokan Mineral Logam (HPM) periode yang sama.
Melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 231.K/MB.01/MEM.B/2024 tersebut, HBA ditetapkan untuk komoditas batu bara 6.322 kcal/kg GAR dengan total moisture 12,26%, total Sulphur 0,66%, dan Ash 7,94 pada angka US$125,15/ton pada September 2024.
"Angka ini mengalami kenaikan dari HBA Agustus senilai US$115,29 per ton," ucap Agus.
Lebih terperinci, HBA ditetapkan untuk komoditas batu bara I dalam kesetaraan nilai kalor 5.300 kcal/kg GAR dengan total Moisture 21,32%, total Sulphur 0,75%, dan Ash 6,04%.
"HBA I ditetapkan di level USD85,01 per ton," kata dia.
Di sisi lain, harga acuan untuk komoditas batu bara II dalam kesetaraan nilai kalor 4.100 kcal/kg GAR dengan total Moisture 35,73%, total Sulphur 0,23% dan Ash 3,90% ditetapkan pada besaran US$53,26 per ton.
Sementara itu, harga acuan untuk batu bara III dalam kesetaraan nilai kalor 3.400 kcal/kg GAR dengan total Moisture 44,30%, total Sulphur 0,24% dan Ash 3,88%, pada angka US$35,89 per ton.