Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Awal Pekan, Rupiah Dibuka Menguat ke Rp15.145, Dolar AS Juga Perkasa

Rupiah dibuka menguat tipis pada perdagangan awal pekan ini, Senin (23/9/2024) ke level Rp15.145 per dolar AS. Indeks dolar juga terpantau menguat ke 100,79.
Rupiah dibuka menguat tipis pada perdagangan awal pekan ini, Senin (23/9/2024) ke level Rp15.145 per dolar AS. Indeks dolar juga terpantau menguat ke 100,79. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Rupiah dibuka menguat tipis pada perdagangan awal pekan ini, Senin (23/9/2024) ke level Rp15.145 per dolar AS. Indeks dolar juga terpantau menguat ke 100,79. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat tipis pada perdagangan awal pekan ini, Senin (23/9/2024) ke level Rp15.145 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka menguat 0,03% atau 5 poin ke level Rp15.145. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau naik 0,07% ke level 100,79.

Berbeda dengan rupiah, sejumlah mata uang Asia mengalami pelemahan. Yen Jepang misalnya melemah 0,36%, dolar Taiwan melemah 0,04%, dan won Korea Selatan melemah 0,31%. Mata uang lainnya yang dibuka melemah adalah peso Filipina 0,14% dan baht Thailand 0,01%.

Sementara, sama seperti rupiah, rupee India mengalami penguatan sebesar 0,14% pada pembukaan perdagangan hari ini.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan untuk perdagangan hari ini, Senin (23/9/2024), mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp15.070 - Rp15.180.

Pada perdagangan pekan lalu, Ibrahim mengatakan rupiah bergerak di antara sejumlah sentimen. Dari luar negeri, The Fed memulai siklus pelonggaran yang dapat menyebabkan suku bunga turun sebanyak 125 basis poin tahun ini.

The Fed memang memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin, di posisi batas atas ekspektasi pasar. Namun Ketua Fed Powell menawarkan prospek yang kurang dovish untuk suku bunga jangka menengah hingga panjang, dengan menyatakan bahwa suku bunga netral akan jauh lebih tinggi daripada yang terlihat di masa lalu. Adapun, para pedagang menyambut baik prospek penurunan tajam suku bunga dalam waktu dekat.

Dari dalam negeri, mengacu keagresifan The Fed yang akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 125 basi poin tahun ini, maka Bank Indonesia (BI) kemungkinana akan memangkas suku bunga tambahan lagi antara 75 - 100 basis poin berada pada kisaran 5,25%-5,00%. Tujuan pemangkasan suku bunga acuan yakni untuk membangkitkan kembali roda perekonomian yang sebelumnya lesu, akibat suku bunga kredit perbankan yang tinggi.

Di sisi lain, momentum penurunan suku bunga acuan BI diperkirakan mendukung pertumbuhan ekonomi agar tetap solid, terutama bagi industri perbankan.

Pelonggaran kebijakan moneter BI tersebut diperkirakan akan mendorong penurunan biaya dana (cost of fund), yang selajutnya akan mendorong penurunan suku bunga kredit.

Kemudian, neraca perdaganagna Indonesia tetap stabil dan cadangan devisa yang terus meningkat. Pada Agustus 2024, inflasi umum sedikit menurun menjadi 2,12% secara tahunan (year on year/yoy), turun dari 2,13% yoy pada Juli 2024. Adapun, level inflasi ini masih berada dalam kisaran target BI sebesar 1,5% hingga 3,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper