Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Balik Arah, IHSG Menguat 0,48% Akhir Perdagangan Sesi I

Indeks harga saham gabungan (IHSG) parkir di level 7.653,07 atau menguat 0,48% pada akhir sesi I perdagangan Rabu (4/9/2024).
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Selasa (11/6/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Selasa (11/6/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) parkir di level 7.653,07 atau menguat 0,48% pada akhir sesi I perdagangan Rabu (4/9/2024). 

IHSG berbalik ke zona hijau setelah dibuka turun pada awal perdagangan hari ini. Sepanjang sesi I, IHSG bergerak di kisaran 7.546,05—7.670,18. 

Penguatan IHSG didorong oleh apresiasi harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) sebesar 6,59% atau 675 poin ke level Rp10.925. 

Selain itu, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) naik 0,71% ke level Rp7.125, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) naik tipis 0,49% ke posisi Rp10.225, dan saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) menguat 0,23% ke level Rp10.675 per saham. 

Di sisi lain, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) melemah bersama dengan saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) yang berturut-turut turun 0,97%, 0,93%, dan 0,28%.

Tim Riset CGS International Sekuritas Indonesia menjelaskan melemah cukup signifikannya indeks di bursa Wall Street dan turunnya harga mayoritas komoditas diprediksi akan menjadi sentimen negatif untuk indeks harga saham gabungan.

"IHSG diprediksi akan kembali melanjutkan pelemahannya dengan kisaran support 7.530-7.445 dan resistance 7.705-7.790," kata Tim Riset CGS International Sekuritas.

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menjelaskan sentimen untuk IHSG juga datang dengan defisit neraca dagang AS diperkirakan naik ke minus US$78,9 miliar pada Juli 2024 dari minus US$73,1 miliar pada Juni 2024.

Kondisi ini diperkirakan memicu pelemahan lanjutan pada USD Index, di tengah antisipasi pemangkasan suku bunga acuan the Fed dalam FOMC 17-18 September 2024.

Sentimen lain yang berpotensi menguntungkan Indonesia dalam jangka pendek adalah pelemahan signifikan harga minyak. Kondisi ini diperkirakan berdampak pada penurunan nilai impor Indonesia. Kondisi ini dapat menopang nilai tukar Rupiah di kisaran Rp15.500 per dolar AS.

Dia juga menyebut dalam beberapa hari ke depan akan dirilis data indeks sektor jasa dari AS, Eropa dan termasuk Tiongkok. Umumnya indeks sektor jasa bergerak berkebalikan dengan indeks manufaktur di negara-negara tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper