Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup melemah ke posisi Rp15.455 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Jumat (30/8/2024). Sementara itu, indeks dolar terpantau menguat.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup dengan turun 0,20% atau 31,5 poin ke posisi Rp15.455 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau menguat 0,01% ke posisi 101,348.
Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak variatif terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,08%, won Korea melemah 0,14%, yuan China menguat 0,07%, dan baht Thailand menguat 0,02%.
Selanjutnya, dolar Singapura menguat sebesar 0,03%, rupee India menguat 0,01%, ringgit Malaysia melemah 0,27%, dolar Hong Kong menguat 0,01%, dan dolar Taiwan melemah 0,10%. Sedangkan, peso Filipina melemah 0,25%.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan indeks dolar AS cenderung menguat pada perdagangan terakhir yang disebabkan karena investor fokus pada data inflasi utama untuk mendapat petunjuk tentang besaran pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve bulan depan.
“Fokus minggu ini adalah pada data produk domestik bruto AS dan data indeks harga PCE - pengukur inflasi pilihan Fed - untuk isyarat ekonomi lainnya,” kata Ibrahim lewat keterangan tertulis, Jumat (30/8/2024).
Baca Juga
Pasar memperkirakan peluang sekitar 63,5% untuk pemangkasan suku bunga AS sebesar 25 basis poin pada bulan September dan peluang 36,5% untuk pemangkasan sebesar 50 basis poin, menurut alat CME FedWatch.
Sementara pada sisi domestik, Ibrahim mengatakan, kurs rupiah telah menguat hampir 5% dalam sebulan terakhir.
Hingga akhir tahun, Bank Indonesia memprediksi nilai tukar bakal berada pada rentang Rp15.700 sampai 16.100 per dolar. BI optimistis kurs akan terus menguat, salah satunya karena cadangan devisa yang meningkat. Pada juli mencapai US$145,4 miliar.
“Dan Ini lebih dari cukup untuk menstabilkan nilai tukar rupiah,” kata dia.