Bisnis.com, JAKARTA – Emiten BUMN jalan tol, PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) bakal menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada September 2024.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jasa Marga berencana menggelar RUPSLB di Jakarta pada 18 September 2024. Direksi menjelaskan bahwa agenda ini merupakan permintaan dari dewan komisaris perseroan.
“Untuk menindaklanjuti adanya permintaan penyelenggaraan rapat dari Dewan Komisaris perseroan berdasarkan surat No. DK 117/VII/2024 tanggal 29 Juli 2024,” tulis keterangan resmi Direksi Jasa Marga pada Senin (12/8/2024).
Perseroan sejauh ini belum merilis mata acara yang berkaitan dengan RUPSLB, sebab agenda pemanggilan rapat baru akan dipublikasikan pada 27 Agustus 2024.
Pemegang saham yang berhak hadir dalam rapat adalah mereka yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham JSMR pada 26 agustus 2024 hingga pukul 16.15 WIB, atau pemilik saldo rekening di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
Secara kinerja, Jasa Marga hingga akhir Juni 2024 telah meraih laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp2,34 triliun. Capaian ini tumbuh 104,32% dibandingkan periode yang saham tahun sebelumnya Rp1,14 triliun.
Baca Juga
Sejalan dengan kenaikan laba bersih, performa pendapatan JSMR juga naik 46,49% year-on-year (YoY) menjadi Rp13,07 triliun karena ditopang segmen pendapatan tol yang menyumbang Rp8,37 triliun atau meningkat 36,61% YoY.
Sementara itu, beban pokok pendapatan JSMR mencapai Rp7,69 triliun alias meningkat 45,63% YoY. Perolehan tersebut membuat laba kotor perseroan tembus Rp5,37 triliun, tumbuh 47,74% dibandingkan realisasi semester I/2023 yaitu Rp3,63 triliun.
Dari sisi neraca keuangan, JSMR membukukan total aset Rp133,58 triliun per akhir Juni 2024 atau meningkat 3,31% YoY. Liabilitas juga naik 1,69% secara tahunan menjadi Rp91,92 triliun, sementara ekuitas tembus Rp41,66 triliun atau tumbuh 7,07% YoY.
Adapun arus kas setara kas perseroan pada akhir periode Juni 2024 tercatat sebesar Rp4,7 triliun, merosot 28,80% secara tahunan dari posisi sebelumnya Rp6,61 triliun.
---------------------------
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.